Berdasarkan data Pemilu 1997, PDI memperoleh sekitar 3,79% dari total suara, menurun dibandingkan dengan Pemilu 1992 yang memperoleh sekitar 14,9%. Penurunan ini dapat dikaitkan dengan berbagai faktor, termasuk konflik internal dalam partai dan intervensi pemerintah dalam proses pemilu.
Namun, meskipun mengalami penurunan perolehan suara, PDI di bawah Soerjadi masih mampu mempertahankan dukungan dari basis tradisionalnya. Faktor-faktor seperti ketidakpuasan terhadap kebijakan pemerintah, serta harapan akan perubahan, menjadi pendorong utama bagi pemilih PDI.
#### Analisis Perolehan Kursi
Dalam Pemilu 1997, PDI hanya memperoleh 11 kursi di Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), jauh menurun dibandingkan dengan 56 kursi yang diperoleh dalam Pemilu 1992. Penurunan jumlah kursi ini mencerminkan penurunan perolehan suara yang signifikan dan strategi politik yang kurang efektif.
Namun, dalam konteks yang lebih luas, perolehan kursi PDI juga dipengaruhi oleh sistem pemilu dan mekanisme pembagian kursi yang diterapkan pada masa Orde Baru, yang cenderung menguntungkan partai-partai pro-pemerintah seperti Golkar. PDI Dibawah Pimpinan Soerjadi Kalau Saja Memanfaatkan Sikap Oposisi Yang Lebih Jauh Dari Kooptasi bahkan bisa mengusung Soekarnoisme pada waktu waktu "Titik Nadir" Politik Orba kala itu, Bisa Saja Memenangkan 20%-30% Suara Atau Bisa Meraih Kursi - 150 Kursi di DPR (Dengan Catatan Tidak Ada Kursi ABRI).
#### Faktor-Faktor Penentu
1. **Kepemimpinan Soerjadi**: Kepemimpinan Soerjadi dalam PDI memainkan peran penting dalam menjaga kohesi partai, meskipun konflik internal tetap menjadi tantangan utama.
 Â
2. **Intervensi Pemerintah**: Pemerintah Orde Baru melakukan berbagai intervensi dalam proses pemilu, termasuk pengaturan hasil pemilu untuk memastikan dominasi Golkar.
3. **Dukungan Masyarakat**: Meskipun mengalami penurunan, PDI tetap mendapatkan dukungan dari segmen masyarakat yang menginginkan perubahan politik dan kebijakan yang lebih inklusif.
4. **Strategi Kampanye**: Strategi kampanye PDI yang kurang efektif dalam menghadapi dominasi Golkar dan tekanan dari pemerintah juga menjadi faktor penentu dalam penurunan perolehan suara dan kursi.