Mohon tunggu...
DIMAS MUHAMMAD ERLANGGA
DIMAS MUHAMMAD ERLANGGA Mohon Tunggu... Mahasiswa - Ketua Gerakan mahasiswa nasional Indonesia (GmnI) Caretaker Komisariat Universitas Terbuka
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Membaca Buku Dan Mendengarkan Musik

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Ontologi Marhaenisme

28 Juni 2024   16:35 Diperbarui: 28 Juni 2024   17:13 154
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi Pribadi 

**Ontologi Marhaenisme: Sebuah Pendekatan Filosofis dan Sosio-Politik**

**Pendahuluan**

Marhaenisme adalah sebuah konsep yang diusung oleh Sukarno, salah satu tokoh paling berpengaruh dalam sejarah Indonesia. Konsep ini muncul sebagai reaksi terhadap ketidakadilan sosial dan ekonomi yang dialami oleh rakyat kecil di Indonesia pada masa penjajahan. Sukarno terinspirasi oleh seorang petani bernama Marhaen, yang memiliki tanah dan alat-alat produksi sendiri namun tetap hidup dalam kemiskinan. Dari situ, Sukarno menyusun suatu ideologi yang bertujuan untuk memperjuangkan hak-hak kaum tertindas dan mewujudkan keadilan sosial. Artikel ini akan mengupas secara mendalam mengenai ontologi Marhaenisme, melihat bagaimana konsep ini dibangun, apa saja unsur-unsurnya, dan relevansinya dalam konteks modern.

**Ontologi Marhaenisme**

Ontologi adalah cabang filsafat yang mempelajari hakikat keberadaan dan realitas. Dalam konteks Marhaenisme, ontologi merujuk pada pemahaman dasar tentang kondisi dan keberadaan rakyat kecil, serta struktur sosial dan ekonomi yang melingkupinya. Marhaenisme berakar pada realitas konkret kehidupan sehari-hari rakyat kecil, khususnya petani dan buruh, yang menjadi simbol perjuangan melawan penindasan dan eksploitasi.

1. **Manusia dan Kehidupan Sosial**

   

   Marhaenisme memandang manusia sebagai makhluk sosial yang hakikat keberadaannya terkait erat dengan komunitas dan lingkungan sosialnya. Setiap individu memiliki hak untuk hidup layak dan mendapatkan akses yang adil terhadap sumber daya. Dalam pandangan Marhaenisme, ketidakadilan sosial terjadi karena adanya ketimpangan dalam distribusi kekayaan dan kekuasaan.

2. **Kepemilikan dan Produksi**

   Salah satu elemen kunci dari Marhaenisme adalah kepemilikan alat produksi oleh individu atau komunitas. Sukarno menekankan pentingnya kemandirian ekonomi dan produksi yang adil. Marhaenisme menolak kapitalisme yang memusatkan kekayaan pada segelintir orang dan menindas rakyat kecil. Sebaliknya, Marhaenisme mendorong sistem ekonomi di mana alat produksi dimiliki dan dikendalikan oleh mereka yang menggunakannya.

3. **Keadilan Sosial**

   Keadilan sosial adalah inti dari Marhaenisme. Sukarno percaya bahwa setiap orang berhak atas perlakuan yang adil tanpa memandang latar belakang ekonomi, sosial, atau politik mereka. Ini mencakup hak atas pendidikan, kesehatan, pekerjaan, dan partisipasi dalam pengambilan keputusan politik. Marhaenisme mengupayakan terciptanya suatu masyarakat di mana kesenjangan sosial diminimalkan dan semua orang memiliki kesempatan yang sama untuk berkembang.

4. **Kemandirian Nasional**

   Dalam konteks Marhaenisme, kemandirian nasional adalah prasyarat untuk mencapai keadilan sosial. Sukarno melihat bahwa penjajahan dan dominasi asing adalah sumber utama dari ketidakadilan yang dialami oleh rakyat Indonesia. Oleh karena itu, perjuangan untuk kemerdekaan dan kemandirian nasional menjadi bagian integral dari Marhaenisme. Ini mencakup upaya untuk membangun ekonomi yang mandiri dan kebijakan luar negeri yang bebas dan aktif.

**Relevansi Marhaenisme dalam Konteks Modern**

Marhaenisme, meskipun dikembangkan dalam konteks sejarah tertentu, tetap relevan dalam era modern. Banyak negara, termasuk Indonesia, masih menghadapi tantangan besar dalam mewujudkan keadilan sosial dan ekonomi. Kesenjangan antara kaya dan miskin semakin melebar, dan banyak rakyat kecil yang masih terpinggirkan.

1. **Keadilan Ekonomi**

   Di tengah globalisasi dan kapitalisme yang semakin merajalela, prinsip-prinsip Marhaenisme menawarkan alternatif yang berfokus pada keadilan ekonomi. Pengelolaan sumber daya yang adil dan merata menjadi sangat penting dalam upaya mengurangi kesenjangan ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan rakyat.

2. **Partisipasi Politik**

   Marhaenisme juga menekankan pentingnya partisipasi politik dari semua lapisan masyarakat. Dalam era demokrasi, ini berarti memastikan bahwa suara rakyat kecil didengar dan diperhitungkan dalam pengambilan keputusan. Pemberdayaan politik dan pendidikan politik menjadi kunci dalam mencapai tujuan ini.

3. **Kemandirian dan Globalisasi**

   Di era globalisasi, kemandirian nasional yang diusung oleh Marhaenisme bisa menjadi pedoman untuk menjaga kedaulatan dan keberlanjutan ekonomi. Ini tidak berarti isolasi, tetapi keterlibatan aktif dalam sistem global dengan tetap menjaga kepentingan nasional dan kesejahteraan rakyat.

**Kesimpulan**

Marhaenisme adalah sebuah ideologi yang kaya dengan nilai-nilai keadilan sosial, ekonomi, dan politik. Dengan menempatkan rakyat kecil di pusat perhatiannya, Marhaenisme menawarkan pandangan yang humanis dan inklusif terhadap pembangunan masyarakat. Dalam konteks modern, prinsip-prinsip Marhaenisme tetap relevan dan dapat menjadi sumber inspirasi untuk mengatasi berbagai tantangan sosial dan ekonomi yang dihadapi oleh banyak negara. Dengan mengadopsi nilai-nilai Marhaenisme, kita dapat bergerak menuju masyarakat yang lebih adil, setara, dan sejahtera.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun