Mohon tunggu...
DIMAS MUHAMMAD ERLANGGA
DIMAS MUHAMMAD ERLANGGA Mohon Tunggu... Mahasiswa - Ketua Gerakan mahasiswa nasional Indonesia (GmnI) Caretaker Komisariat Universitas Terbuka
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Membaca Buku Dan Mendengarkan Musik

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Indonesia: Persaingan Kontestasi Politik, Membaca Masa Depan Ekonomi, dan Peluang Islam serta Marhaenisme Menghadirkan Solusi

26 Juni 2024   08:37 Diperbarui: 26 Juni 2024   08:37 222
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

### Pendahuluan

Indonesia, negara kepulauan terbesar di dunia dengan lebih dari 17.000 pulau, adalah rumah bagi populasi lebih dari 270 juta orang yang beragam budaya, agama, dan etnis. Dinamika politik dan ekonomi di Indonesia mencerminkan kompleksitas ini. Persaingan politik yang ketat, tantangan ekonomi yang terus berkembang, serta pengaruh ideologi Islam dan Marhaenisme memainkan peran penting dalam membentuk masa depan negara ini. Artikel ini akan membahas bagaimana persaingan politik di Indonesia memengaruhi perekonomian dan bagaimana ideologi Islam serta Marhaenisme dapat menawarkan solusi untuk tantangan-tantangan yang dihadapi.

### Persaingan Kontestasi Politik

Persaingan politik di Indonesia, terutama setelah reformasi 1998, telah menjadi lebih dinamis dan kompetitif. Pemilihan umum langsung untuk presiden, anggota legislatif, dan kepala daerah telah membuka ruang bagi lebih banyak partisipasi publik dan munculnya berbagai partai politik. Namun, persaingan yang ketat ini juga menimbulkan tantangan tersendiri.

1. **Polarisasi Politik**: Polarisasi di kalangan pendukung partai politik dan kandidat sering kali mengarah pada ketegangan sosial. Kampanye yang menggunakan isu-isu SARA (Suku, Agama, Ras, dan Antargolongan) dapat memecah belah masyarakat dan menghambat kohesi sosial.

2. **Korupsi**: Persaingan politik yang ketat juga mendorong praktik korupsi sebagai cara untuk memperoleh atau mempertahankan kekuasaan. Kasus-kasus korupsi yang melibatkan pejabat tinggi dan politisi menunjukkan bahwa korupsi masih menjadi masalah serius di Indonesia.

3. **Pemerintahan yang Terpecah**: Fragmentasi politik dapat mengakibatkan pemerintahan yang tidak efektif. Koalisi yang rapuh dan perbedaan pandangan politik antara eksekutif dan legislatif sering kali menghambat proses pengambilan keputusan dan implementasi kebijakan.

### Membaca Masa Depan Ekonomi

Ekonomi Indonesia telah mengalami pertumbuhan yang signifikan dalam beberapa dekade terakhir, namun tantangan struktural dan global tetap menjadi hambatan. Prospek ekonomi Indonesia di masa depan ditentukan oleh beberapa faktor kunci:

1. **Diversifikasi Ekonomi**: Indonesia perlu mengurangi ketergantungan pada sektor sumber daya alam dan meningkatkan diversifikasi ekonomi. Sektor manufaktur, jasa, dan teknologi perlu dikembangkan lebih lanjut untuk menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan daya saing.

2. **Peningkatan Infrastruktur**: Investasi dalam infrastruktur fisik seperti jalan, jembatan, pelabuhan, dan bandara sangat penting untuk mendukung pertumbuhan ekonomi. Infrastruktur yang memadai akan meningkatkan konektivitas antar wilayah dan efisiensi logistik.

3. **Pendidikan dan Keterampilan**: Pengembangan sumber daya manusia melalui pendidikan dan pelatihan keterampilan sangat penting untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Kualitas pendidikan yang baik akan menghasilkan tenaga kerja yang kompeten dan inovatif.

4. **Keberlanjutan dan Lingkungan**: Pertumbuhan ekonomi harus diimbangi dengan keberlanjutan lingkungan. Pengelolaan sumber daya alam yang bijaksana dan upaya untuk mengurangi dampak perubahan iklim harus menjadi prioritas.

### Peluang Islam dan Marhaenisme Menghadirkan Solusi

Di tengah dinamika politik dan tantangan ekonomi, ideologi Islam dan Marhaenisme dapat menawarkan solusi yang relevan bagi Indonesia.

1. **Islam dan Keadilan Sosial**: Nilai-nilai Islam seperti keadilan, kesetaraan, dan kepedulian sosial dapat diterapkan dalam kebijakan publik. Zakat, wakaf, dan filantropi Islam dapat menjadi instrumen untuk mengurangi kemiskinan dan ketimpangan sosial.

2. **Marhaenisme dan Pemberdayaan Rakyat**: Ideologi Marhaenisme yang dipopulerkan oleh Bung Karno menekankan pada kemandirian dan pemberdayaan rakyat kecil. Program-program yang fokus pada pengembangan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) serta pertanian dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan mengurangi ketimpangan ekonomi.

3. **Sinergi Antara Islam dan Marhaenisme**: Sinergi antara nilai-nilai Islam dan Marhaenisme dapat menghasilkan pendekatan yang komprehensif dalam pembangunan. Misalnya, pengembangan ekonomi berbasis komunitas dengan prinsip syariah yang adil dan inklusif dapat memberikan solusi yang berkelanjutan.

### Kesimpulan

Persaingan politik di Indonesia memiliki dampak signifikan terhadap perkembangan ekonomi dan sosial. Untuk menghadapi tantangan ini, diperlukan pendekatan yang holistik dan inklusif yang melibatkan berbagai ideologi dan nilai-nilai. Islam dan Marhaenisme menawarkan perspektif yang berharga dalam menciptakan masyarakat yang adil, sejahtera, dan berkelanjutan. Dengan memanfaatkan potensi ini, Indonesia dapat membangun masa depan yang lebih baik bagi seluruh rakyatnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun