Mohon tunggu...
DIMAS MUHAMMAD ERLANGGA
DIMAS MUHAMMAD ERLANGGA Mohon Tunggu... Mahasiswa - Ketua Gerakan mahasiswa nasional Indonesia (GmnI) Caretaker Komisariat Universitas Terbuka
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Membaca Buku Dan Mendengarkan Musik

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Hanya Marhaenisme yang Atasi Permasalahan di Aceh dan Papua

16 Juni 2024   07:20 Diperbarui: 19 Juni 2024   16:27 112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://nirmeke.com/2023/04/13/memadukan-keasimetrisan-aceh-dan-papua/

Untuk mengatasi permasalahan di Aceh dan Papua, pendekatan marhaenisme dapat diterapkan dengan beberapa langkah strategis:

a. **Redistribusi Kekayaan**: Sumber daya alam yang melimpah di Aceh dan Papua harus dikelola untuk kepentingan masyarakat setempat. Ini berarti keuntungan dari tambang, minyak, gas, dan hasil hutan harus digunakan untuk pembangunan infrastruktur, pendidikan, dan kesehatan.

b. **Pemberdayaan Ekonomi Lokal**: Mengembangkan ekonomi lokal dengan memberdayakan usaha kecil dan menengah (UKM) serta koperasi, yang merupakan pilar utama ekonomi marhaen. Ini dapat dilakukan melalui pemberian kredit murah, pelatihan, dan akses pasar.

c. **Penguatan Identitas Lokal**: Kebijakan harus menghormati dan mengakomodasi budaya dan tradisi lokal. Di Papua, misalnya, pembangunan harus memperhatikan kearifan lokal dan melibatkan masyarakat adat dalam pengambilan keputusan.

d. **Pendidikan dan Kesehatan**: Investasi besar-besaran dalam pendidikan dan kesehatan untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Pendidikan yang baik akan menciptakan generasi yang mampu mengelola kekayaan alam dengan bijak dan mandiri.

e. **Partisipasi Rakyat**: Marhaenisme menekankan pentingnya partisipasi aktif rakyat dalam proses politik dan pembangunan. Pemerintah daerah harus transparan dan akuntabel, dengan melibatkan masyarakat dalam perencanaan dan pelaksanaan program.

**4. Kesimpulan**

Otonomi khusus di Aceh dan Papua belum sepenuhnya menjawab permasalahan yang ada. Dibutuhkan pendekatan yang lebih komprehensif dan berkeadilan, seperti yang ditawarkan oleh marhaenisme. Dengan prinsip keadilan sosial, pemberdayaan ekonomi, penghormatan terhadap identitas lokal, dan partisipasi rakyat, marhaenisme dapat menjadi solusi untuk mengatasi ketidakpuasan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat di Aceh dan Papua. Hanya dengan cara inilah, kita dapat mencapai Indonesia yang benar-benar adil dan makmur bagi seluruh rakyatnya, tanpa terkecuali.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun