Mohon tunggu...
DIMAS MUHAMMAD ERLANGGA
DIMAS MUHAMMAD ERLANGGA Mohon Tunggu... Mahasiswa - Ketua Gerakan mahasiswa nasional Indonesia (GmnI) Caretaker Komisariat Universitas Terbuka

Membaca Buku Dan Mendengarkan Musik

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Independensi Bank Sentral dalam Perspektif Marhaenisme

9 Juni 2024   18:30 Diperbarui: 9 Juni 2024   18:34 90
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://teropongmedia.id/bank-indonesia-tarik-pecahan-logam-rp500-keluaran-1991-dan-1997-mulai-1-desember-2023/

Independensi bank sentral adalah konsep di mana bank sentral suatu negara beroperasi secara otonom dari campur tangan politik dan pemerintah dalam menjalankan kebijakan moneter. Kebijakan ini bertujuan untuk menjaga stabilitas ekonomi, mengendalikan inflasi, dan memastikan keseimbangan nilai tukar mata uang. Namun, bagaimana independensi bank sentral dipandang dari sudut pandang Marhaenisme, sebuah ideologi yang berakar dari pemikiran Bung Karno dan berfokus pada perjuangan kaum marhaen (rakyat kecil)?

### Marhaenisme: Sebuah Pengantar

Marhaenisme adalah ideologi yang diinisiasi oleh Soekarno, Presiden pertama Indonesia, yang mencerminkan perjuangan rakyat kecil (marhaen) melawan penindasan dan ketidakadilan sosial. Ideologi ini menekankan pada kemandirian ekonomi, keadilan sosial, dan kesejahteraan rakyat. Dalam perspektif Marhaenisme, pembangunan ekonomi harus bertumpu pada kekuatan rakyat dan menghindari ketergantungan pada kekuatan asing atau elit ekonomi domestik.

### Bank Sentral dan Independensinya

Independensi bank sentral sering kali dipandang sebagai langkah penting untuk menghindari kebijakan moneter yang dipengaruhi oleh siklus politik dan keputusan jangka pendek yang dapat merusak stabilitas ekonomi jangka panjang. Bank sentral yang independen dapat mengambil keputusan berdasarkan analisis ekonomi yang objektif, tanpa tekanan dari pemerintah yang mungkin memiliki agenda politik tertentu.

Namun, dalam konteks Marhaenisme, independensi ini harus dilihat dengan hati-hati. Marhaenisme menekankan bahwa setiap kebijakan ekonomi harus berorientasi pada kesejahteraan rakyat kecil. Oleh karena itu, independensi bank sentral tidak boleh mengabaikan kepentingan rakyat dan harus tetap dalam kerangka yang mendukung pembangunan ekonomi yang inklusif dan merata.

### Konflik Potensial

Ada beberapa konflik potensial antara independensi bank sentral dan prinsip-prinsip Marhaenisme:

1. **Kebijakan Moneter dan Kesejahteraan Rakyat**: Kebijakan moneter yang terlalu ketat untuk mengendalikan inflasi dapat memperlambat pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan pengangguran. Dalam perspektif Marhaenisme, kebijakan seperti ini dapat merugikan rakyat kecil yang sangat bergantung pada stabilitas dan pertumbuhan ekonomi.

2. **Akses terhadap Kredit**: Bank sentral yang independen mungkin fokus pada stabilitas keuangan dan mengendalikan inflasi dengan menaikkan suku bunga. Ini dapat membuat akses kredit lebih sulit bagi usaha kecil dan menengah yang merupakan tulang punggung ekonomi rakyat dalam ideologi Marhaenisme.

3. **Kebijakan Nilai Tukar**: Stabilitas nilai tukar mata uang sering menjadi fokus utama bank sentral. Namun, intervensi yang dilakukan untuk menjaga nilai tukar dapat berdampak negatif pada sektor-sektor yang bergantung pada ekspor, yang sering kali melibatkan banyak pekerja dari kalangan rakyat kecil.

### Integrasi Independensi Bank Sentral dan Marhaenisme

Untuk mencapai sinergi antara independensi bank sentral dan Marhaenisme, beberapa langkah dapat diambil:

1. **Kebijakan Moneter Pro-Rakyat**: Bank sentral harus mempertimbangkan dampak kebijakan moneternya terhadap rakyat kecil. Ini termasuk memastikan bahwa kebijakan suku bunga tidak terlalu membebani usaha kecil dan menengah.

2. **Kerjasama dengan Pemerintah**: Meskipun bank sentral harus tetap independen, kerjasama yang erat dengan pemerintah dapat memastikan bahwa kebijakan moneter dan fiskal saling mendukung untuk mencapai tujuan kesejahteraan rakyat.

3. **Transparansi dan Akuntabilitas**: Bank sentral harus transparan dalam pengambilan keputusan dan akuntabel kepada publik. Ini termasuk menjelaskan dampak kebijakan moneter terhadap ekonomi dan kesejahteraan rakyat.

4. **Kebijakan Inklusif**: Bank sentral harus mengadopsi kebijakan yang mendukung inklusi keuangan, memastikan bahwa semua lapisan masyarakat memiliki akses terhadap layanan keuangan yang adil dan terjangkau.

### Kesimpulan

Independensi bank sentral adalah elemen penting dalam menjaga stabilitas ekonomi, namun dalam perspektif Marhaenisme, independensi ini harus dikelola sedemikian rupa agar tidak mengabaikan kesejahteraan rakyat kecil. Bank sentral yang independen harus tetap berorientasi pada kepentingan rakyat, memastikan bahwa kebijakan moneternya mendukung pembangunan ekonomi yang adil dan merata. Dengan pendekatan yang inklusif dan pro-rakyat, independensi bank sentral dapat berjalan seiring dengan prinsip-prinsip Marhaenisme, menciptakan fondasi ekonomi yang kuat dan berkeadilan sosial.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun