Islam dan Marhaenisme adalah dua entitas yang memiliki sejarah dan pengaruh yang signifikan dalam perjalanan bangsa Indonesia. Islam, sebagai agama mayoritas di Indonesia, tidak hanya berfungsi sebagai sistem kepercayaan tetapi juga sebagai panduan hidup yang komprehensif bagi jutaan orang. Di sisi lain, Marhaenisme, yang diperkenalkan oleh Sukarno, Proklamator dan Presiden pertama Republik Indonesia, adalah sebuah ideologi yang bertujuan untuk membela kepentingan rakyat kecil, atau 'Marhaen'. Dalam konteks keindonesiaan, mengkaji hubungan dan relevansi antara Islam dan Marhaenisme menjadi suatu keharusan yang mendalam dan mendesak.
#### Sejarah dan Dasar Pemikiran Marhaenisme
Marhaenisme adalah ideologi yang diilhami oleh pandangan Soekarno terhadap kehidupan rakyat kecil di Indonesia. Nama 'Marhaen' diambil dari seorang petani di Jawa Barat yang dijumpai oleh Soekarno. Petani ini memiliki tanah, tetapi hidupnya tetap miskin. Dari sini, Soekarno menyimpulkan bahwa kemiskinan di Indonesia bukan hanya masalah ketiadaan sumber daya, tetapi juga ketidakadilan struktural yang merampas hak-hak rakyat kecil.
Marhaenisme menekankan pentingnya kedaulatan ekonomi, keadilan sosial, dan perlawanan terhadap imperialisme. Ideologi ini mengadvokasi nasionalisasi industri-industri penting dan distribusi sumber daya yang adil untuk mencapai kesejahteraan rakyat. Prinsip-prinsip Marhaenisme seringkali dianggap sebagai cerminan dari semangat gotong-royong dan kolektivisme yang kuat dalam budaya Indonesia.
#### Islam dan Nilai-Nilai Keadilan Sosial
Islam, sebagai agama yang memiliki pengaruh besar di Indonesia, juga menekankan pentingnya keadilan sosial dan ekonomi. Al-Qur'an dan Hadits memberikan banyak ajaran tentang pentingnya memperhatikan kaum miskin, mendistribusikan kekayaan dengan adil, dan memastikan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan.
Dalam ajaran Islam, konsep zakat, infaq, dan sedekah adalah instrumen penting untuk mendistribusikan kekayaan dan membantu mereka yang membutuhkan. Islam mengajarkan bahwa kekayaan tidak boleh terkonsentrasi pada segelintir orang saja, tetapi harus disebarkan untuk kesejahteraan bersama. Prinsip ini sangat sejalan dengan semangat Marhaenisme yang berjuang untuk keadilan sosial dan ekonomi.
#### Keselarasan dan Konvergensi Antara Islam dan Marhaenisme
Mengkaji keselarasan antara Islam dan Marhaenisme menunjukkan banyak titik temu yang signifikan. Kedua sistem ini mengadvokasi keadilan sosial, perlawanan terhadap ketidakadilan, dan distribusi kekayaan yang adil. Prinsip-prinsip Islam tentang keadilan, persamaan, dan perlindungan terhadap yang lemah sangat mendukung tujuan-tujuan Marhaenisme.
Lebih lanjut, Marhaenisme dapat diinterpretasikan sebagai upaya kontekstualisasi ajaran Islam dalam lingkup perjuangan nasional Indonesia. Dalam banyak pidato dan tulisannya, Soekarno sering mengutip ayat-ayat Al-Qur'an dan Hadits untuk memperkuat argumennya tentang keadilan sosial dan perlunya perjuangan melawan imperialisme dan kapitalisme yang eksploitatif.
#### Relevansi dalam Konteks Modern Indonesia
Dalam konteks modern, mengkaji Islam dan Marhaenisme menjadi sangat relevan mengingat tantangan sosial dan ekonomi yang dihadapi Indonesia. Ketimpangan ekonomi, kemiskinan, dan ketidakadilan sosial masih menjadi masalah besar yang menghambat kemajuan bangsa. Menggali kembali prinsip-prinsip keadilan sosial dari Islam dan Marhaenisme dapat memberikan solusi dan inspirasi untuk mengatasi masalah-masalah tersebut.
Pemerintah dan masyarakat perlu menumbuhkan kesadaran tentang pentingnya keadilan sosial dan ekonomi yang didasari oleh nilai-nilai Islam dan Marhaenisme. Pendidikan dan kampanye sosial yang menekankan pentingnya gotong-royong, solidaritas, dan distribusi kekayaan yang adil harus diperkuat.
#### Kesimpulan
Mengkaji Islam dan Marhaenisme bukan hanya wajib, tetapi juga perlu dalam usaha membangun bangsa yang adil dan sejahtera. Keduanya menawarkan kerangka kerja yang kaya dan relevan untuk mencapai keadilan sosial dan ekonomi di Indonesia. Dalam era globalisasi dan kapitalisme yang seringkali menimbulkan ketidakadilan, prinsip-prinsip dari Islam dan Marhaenisme dapat menjadi landasan moral dan ideologis yang kuat untuk memperjuangkan kesejahteraan rakyat. Menghidupkan kembali semangat ini, dengan interpretasi yang kontekstual dan modern, adalah langkah penting menuju Indonesia yang lebih adil dan makmur.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H