Mohon tunggu...
DIMAS MUHAMMAD ERLANGGA
DIMAS MUHAMMAD ERLANGGA Mohon Tunggu... Mahasiswa - Ketua Gerakan mahasiswa nasional Indonesia (GmnI) Caretaker Komisariat Universitas Terbuka
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Membaca Buku Dan Mendengarkan Musik

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Mengkaji Islam dan Marhaenisme: Wajib dan Perlu

8 Juni 2024   12:54 Diperbarui: 8 Juni 2024   13:57 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.istockphoto.com/id/vektor/vektor-islam-kuran-ramadhan-simbolisme-arab-islam-gm1169856943-323548483

Islam dan Marhaenisme adalah dua entitas yang memiliki sejarah dan pengaruh yang signifikan dalam perjalanan bangsa Indonesia. Islam, sebagai agama mayoritas di Indonesia, tidak hanya berfungsi sebagai sistem kepercayaan tetapi juga sebagai panduan hidup yang komprehensif bagi jutaan orang. Di sisi lain, Marhaenisme, yang diperkenalkan oleh Sukarno, Proklamator dan Presiden pertama Republik Indonesia, adalah sebuah ideologi yang bertujuan untuk membela kepentingan rakyat kecil, atau 'Marhaen'. Dalam konteks keindonesiaan, mengkaji hubungan dan relevansi antara Islam dan Marhaenisme menjadi suatu keharusan yang mendalam dan mendesak.

#### Sejarah dan Dasar Pemikiran Marhaenisme

Marhaenisme adalah ideologi yang diilhami oleh pandangan Soekarno terhadap kehidupan rakyat kecil di Indonesia. Nama 'Marhaen' diambil dari seorang petani di Jawa Barat yang dijumpai oleh Soekarno. Petani ini memiliki tanah, tetapi hidupnya tetap miskin. Dari sini, Soekarno menyimpulkan bahwa kemiskinan di Indonesia bukan hanya masalah ketiadaan sumber daya, tetapi juga ketidakadilan struktural yang merampas hak-hak rakyat kecil.

Marhaenisme menekankan pentingnya kedaulatan ekonomi, keadilan sosial, dan perlawanan terhadap imperialisme. Ideologi ini mengadvokasi nasionalisasi industri-industri penting dan distribusi sumber daya yang adil untuk mencapai kesejahteraan rakyat. Prinsip-prinsip Marhaenisme seringkali dianggap sebagai cerminan dari semangat gotong-royong dan kolektivisme yang kuat dalam budaya Indonesia.

#### Islam dan Nilai-Nilai Keadilan Sosial

Islam, sebagai agama yang memiliki pengaruh besar di Indonesia, juga menekankan pentingnya keadilan sosial dan ekonomi. Al-Qur'an dan Hadits memberikan banyak ajaran tentang pentingnya memperhatikan kaum miskin, mendistribusikan kekayaan dengan adil, dan memastikan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan.

Dalam ajaran Islam, konsep zakat, infaq, dan sedekah adalah instrumen penting untuk mendistribusikan kekayaan dan membantu mereka yang membutuhkan. Islam mengajarkan bahwa kekayaan tidak boleh terkonsentrasi pada segelintir orang saja, tetapi harus disebarkan untuk kesejahteraan bersama. Prinsip ini sangat sejalan dengan semangat Marhaenisme yang berjuang untuk keadilan sosial dan ekonomi.

#### Keselarasan dan Konvergensi Antara Islam dan Marhaenisme

Mengkaji keselarasan antara Islam dan Marhaenisme menunjukkan banyak titik temu yang signifikan. Kedua sistem ini mengadvokasi keadilan sosial, perlawanan terhadap ketidakadilan, dan distribusi kekayaan yang adil. Prinsip-prinsip Islam tentang keadilan, persamaan, dan perlindungan terhadap yang lemah sangat mendukung tujuan-tujuan Marhaenisme.

Lebih lanjut, Marhaenisme dapat diinterpretasikan sebagai upaya kontekstualisasi ajaran Islam dalam lingkup perjuangan nasional Indonesia. Dalam banyak pidato dan tulisannya, Soekarno sering mengutip ayat-ayat Al-Qur'an dan Hadits untuk memperkuat argumennya tentang keadilan sosial dan perlunya perjuangan melawan imperialisme dan kapitalisme yang eksploitatif.

#### Relevansi dalam Konteks Modern Indonesia

Dalam konteks modern, mengkaji Islam dan Marhaenisme menjadi sangat relevan mengingat tantangan sosial dan ekonomi yang dihadapi Indonesia. Ketimpangan ekonomi, kemiskinan, dan ketidakadilan sosial masih menjadi masalah besar yang menghambat kemajuan bangsa. Menggali kembali prinsip-prinsip keadilan sosial dari Islam dan Marhaenisme dapat memberikan solusi dan inspirasi untuk mengatasi masalah-masalah tersebut.

Pemerintah dan masyarakat perlu menumbuhkan kesadaran tentang pentingnya keadilan sosial dan ekonomi yang didasari oleh nilai-nilai Islam dan Marhaenisme. Pendidikan dan kampanye sosial yang menekankan pentingnya gotong-royong, solidaritas, dan distribusi kekayaan yang adil harus diperkuat.

#### Kesimpulan

Mengkaji Islam dan Marhaenisme bukan hanya wajib, tetapi juga perlu dalam usaha membangun bangsa yang adil dan sejahtera. Keduanya menawarkan kerangka kerja yang kaya dan relevan untuk mencapai keadilan sosial dan ekonomi di Indonesia. Dalam era globalisasi dan kapitalisme yang seringkali menimbulkan ketidakadilan, prinsip-prinsip dari Islam dan Marhaenisme dapat menjadi landasan moral dan ideologis yang kuat untuk memperjuangkan kesejahteraan rakyat. Menghidupkan kembali semangat ini, dengan interpretasi yang kontekstual dan modern, adalah langkah penting menuju Indonesia yang lebih adil dan makmur.

https://www.kibrispdr.org/detail-18/gambar-siluet-soekarno.html
https://www.kibrispdr.org/detail-18/gambar-siluet-soekarno.html

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun