Mohon tunggu...
DIMAS MUHAMMAD ERLANGGA
DIMAS MUHAMMAD ERLANGGA Mohon Tunggu... Mahasiswa - Ketua Gerakan mahasiswa nasional Indonesia (GmnI) Caretaker Komisariat Universitas Terbuka
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Membaca Buku Dan Mendengarkan Musik

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Marhaenisme, Sukarnoisme, dan Hak untuk Tidak Memilih: Sebuah Perspektif

7 Juni 2024   12:56 Diperbarui: 7 Juni 2024   13:05 282
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

#### Membangun Kesadaran Politik

Daripada mempersalahkan mereka yang golput, alangkah lebih baiknya jika upaya difokuskan pada pendidikan politik yang lebih baik. Mengapa ada Marhaenis atau Sukarnois yang golput? Mungkin karena mereka merasa aspirasi mereka tidak terwakili. Ini menunjukkan perlunya refleksi dan evaluasi terhadap sistem politik dan partai-partai yang ada. Mengapa tidak ada kandidat yang sesuai dengan prinsip-prinsip Marhaenisme? Mengapa rakyat kecil merasa diabaikan?

Dengan membangun kesadaran politik yang lebih baik, kita bisa mendorong partisipasi yang lebih aktif dan sadar di masa depan. Partai-partai politik juga harus lebih peka dan responsif terhadap aspirasi rakyat, khususnya yang diwakili oleh Marhaenis dan Sukarnois.

#### Kesimpulan

Hak untuk memilih dan tidak memilih adalah bagian integral dari demokrasi. Marhaenis atau Sukarnois yang memilih untuk golput tidak seharusnya dipersekusi karena pilihan tersebut adalah bentuk ekspresi politik yang sah. Demokrasi yang sejati menghormati kebebasan individu untuk menentukan sikap politiknya sendiri. Sebaliknya, alih-alih mempersekusi, perlu ada upaya untuk memahami alasan di balik golput dan memperbaiki sistem politik agar lebih inklusif dan representatif. Dalam semangat Soekarno, marilah kita junjung tinggi kebebasan dan keadilan dalam berpolitik, demi mewujudkan masyarakat yang lebih adil dan demokratis.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun