Ketetapan MPRS ini merupakan cermin dari dinamika politik pada saat itu. Pembentukan Kabinet Ampera bukan hanya sekedar pergantian kabinet, tetapi juga mencerminkan upaya untuk mengatasi krisis yang melanda negara. Ketetapan ini menegaskan perlunya stabilitas dan pemulihan ekonomi sebagai prioritas utama.
Namun, di balik ketetapan ini juga terlihat adanya pergeseran kekuasaan. Soeharto, dengan dukungan dari militer dan elemen-elemen lain yang mendukung penindakan tegas terhadap PKI, semakin mengukuhkan posisinya. Ketetapan MPRS tersebut juga mencerminkan tekanan terhadap Bung Karno untuk menyesuaikan diri dengan realitas politik baru yang terbentuk pasca G30S/PKI.
Kesimpulan
Pembentukan Kabinet Ampera tahun 1966 merupakan salah satu ujian terberat dalam karier politik Bung Karno. Ketetapan MPRS No. XIII/MPRS/1966 menjadi simbol dari upaya untuk menstabilkan negara di tengah krisis politik dan sosial. Namun, langkah ini juga menandai awal dari penurunan kewibawaan Bung Karno sebagai pemimpin, dengan semakin dominannya peran Soeharto dalam pemerintahan.
Ujian politik dan kewibawaan Bung Karno selama masa ini menggambarkan betapa kompleksnya dinamika politik Indonesia pada pertengahan 1960-an. Sejarah ini menjadi pelajaran penting tentang bagaimana seorang pemimpin harus menghadapi krisis dengan bijaksana, menjaga stabilitas tanpa mengorbankan prinsip-prinsip fundamental yang menjadi dasar perjuangan bangsa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H