Mohon tunggu...
DIMAS MUHAMMAD ERLANGGA
DIMAS MUHAMMAD ERLANGGA Mohon Tunggu... Mahasiswa - Ketua Gerakan mahasiswa nasional Indonesia (GmnI) Caretaker Komisariat Universitas Terbuka
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Membaca Buku Dan Mendengarkan Musik

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Konsep Bandung Smart City dan Bandung Creative City Menurut Marhaenisme Bung Karno

2 Juni 2024   14:53 Diperbarui: 2 Juni 2024   14:58 449
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://jabarekspres.com/

3. **Transparansi dan Partisipasi**: Pemerintah harus transparan dalam pengelolaan kota dan mengajak partisipasi aktif warga dalam pengambilan keputusan. Ini sejalan dengan prinsip Marhaenisme yang menekankan demokrasi dan keadilan sosial.

4. **Pemberdayaan Ekonomi Lokal**: Smart City harus mendukung ekonomi lokal dengan memberikan platform bagi usaha kecil dan menengah (UKM, dalam hal ini PKL PKL yang terpinggirkan kan pun termasuk bagian dari UKM) untuk berkembang, serta menciptakan ekosistem yang mendukung inovasi dan kewirausahaan.

### Bandung Creative City dalam Perspektif Marhaenisme

Bandung telah lama dikenal sebagai kota kreatif dengan komunitas seni dan budaya yang dinamis. Bandung Creative City mengacu pada pemanfaatan potensi kreatif warga untuk memajukan kota, baik dalam bidang seni, desain, musik, kuliner, hingga teknologi.

Dalam perspektif Marhaenisme, Bandung Creative City harus menjadi alat untuk memberdayakan kaum Marhaen melalui kreativitas. Beberapa aspek penting dalam hal ini meliputi:

1. **Pendidikan dan Pelatihan Kreatif**: Mendorong pendidikan dan pelatihan dalam bidang kreatif bagi semua lapisan masyarakat, sehingga kaum Marhaen memiliki kesempatan yang sama untuk mengembangkan bakat dan keterampilannya.

2. **Ekosistem Kreatif yang Inklusif**: Membangun ekosistem kreatif yang inklusif di mana semua individu, tanpa memandang latar belakang sosial ekonomi, dapat berpartisipasi dan berkontribusi. Ini mencakup penyediaan ruang publik untuk berkarya dan berinovasi.

3. **Kolaborasi dan Sinergi**: Mendorong kolaborasi antara berbagai komunitas kreatif, pemerintah, dan sektor swasta untuk menciptakan sinergi yang produktif. Ini sejalan dengan semangat gotong royong yang menjadi inti dari Marhaenisme.

4. **Pemberdayaan Ekonomi Kreatif**: Mendukung ekonomi kreatif dengan kebijakan yang menguntungkan bagi usaha kreatif lokal, memberikan insentif, dan akses ke pasar yang lebih luas. Ini membantu kaum Marhaen dalam mengembangkan usaha kreatif dan meningkatkan kesejahteraan ekonomi mereka.

### Kesimpulan

Konsep Bandung Smart City dan Bandung Creative City jika dilihat dari perspektif Marhaenisme Bung Karno, harus berpusat pada kesejahteraan rakyat kecil dan pemberdayaan ekonomi lokal. Smart City dan Creative City bukan hanya tentang teknologi dan inovasi, tetapi juga tentang bagaimana teknologi dan kreativitas dapat digunakan untuk menciptakan keadilan sosial, mengurangi kesenjangan, dan memberikan kesempatan yang setara bagi semua warga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun