Mohon tunggu...
DIMAS MUHAMMAD ERLANGGA
DIMAS MUHAMMAD ERLANGGA Mohon Tunggu... Mahasiswa - Ketua Gerakan mahasiswa nasional Indonesia (GmnI) Caretaker Komisariat Universitas Terbuka
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Membaca Buku Dan Mendengarkan Musik

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Ideologi Marhaenisme Bung Karno dan Perjuangan untuk Pendidikan Gratis, Ilmiah, dan Demokratis

17 Mei 2024   19:44 Diperbarui: 17 Mei 2024   20:23 245
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ideologi Marhaenisme yang dipelopori oleh Bung Karno merupakan sebuah konsep yang menjunjung tinggi nilai-nilai sosialisme, nasionalisme, dan demokrasi untuk mewujudkan keadilan sosial dan kesejahteraan rakyat. Salah satu aspek yang sangat penting dalam ideologi ini adalah perjuangan untuk pendidikan gratis yang ilmiah dan demokratis. Dalam kolom opini ini, akan dibahas tentang konsep Marhaenisme Bung Karno dan bagaimana perjuangan untuk pendidikan gratis yang ilmiah dan demokratis merupakan bagian integral dari visi tersebut.

Marhaenisme Bung Karno: Ideologi Keadilan Sosial

Marhaenisme, yang diilhami oleh kehidupan seorang petani kecil bernama Marhaen, memiliki misi untuk menciptakan masyarakat yang adil dan merata. Konsep ini menolak kapitalisme yang mengeksploitasi buruh dan petani, dan mengadvokasi distribusi kekayaan yang lebih merata. Di bawah Marhaenisme, keadilan sosial menjadi fokus utama, di mana setiap warga negara memiliki hak yang sama untuk mendapatkan akses terhadap pendidikan, kesehatan, dan kesempatan ekonomi.

Pendidikan Gratis yang Ilmiah dan Demokratis: Visi Marhaenisme

Pendidikan merupakan salah satu instrumen utama dalam mewujudkan visi Marhaenisme. Bung Karno percaya bahwa pendidikan adalah kunci untuk membebaskan rakyat dari penindasan dan kemiskinan. Namun, pendidikan yang sejati haruslah gratis, ilmiah, dan demokratis.

1. Gratis: Pendidikan haruslah menjadi hak bagi setiap warga negara tanpa memandang status sosial atau ekonomi. Dengan menjadikan pendidikan gratis, semua anak Indonesia dapat mengakses pendidikan tanpa hambatan finansial yang membatasi.

2. Ilmiah: Pendidikan yang ilmiah berarti pendidikan yang didasarkan pada pengetahuan dan ilmu pengetahuan yang objektif. Bung Karno ingin menciptakan masyarakat yang cerdas dan terdidik, yang mampu berpikir kritis dan mengembangkan pengetahuan yang bermanfaat bagi kemajuan bangsa.

3. Demokratis: Pendidikan yang demokratis mengutamakan partisipasi dan kebebasan akademik. Guru dan siswa memiliki kebebasan untuk mengungkapkan pendapat dan ide-ide mereka tanpa takut akan represi atau diskriminasi. Selain itu, pengambilan keputusan dalam sistem pendidikan juga harus melibatkan partisipasi semua pihak yang terlibat, dari guru hingga siswa dan orang tua.

Perjuangan untuk Pendidikan Gratis: Tantangan dan Langkah-Langkah

Meskipun visi pendidikan gratis yang ilmiah dan demokratis sangatlah mulia, realitas di lapangan sering kali jauh dari harapan. Tantangan utama termasuk kurangnya anggaran, ketidakmerataan akses, dan kualitas pendidikan yang rendah. Namun, ada beberapa langkah yang dapat diambil untuk mengatasi tantangan ini:

1. Penyediaan Anggaran yang Memadai: Pemerintah harus mengalokasikan anggaran yang cukup untuk mendukung pendidikan gratis yang ilmiah dan demokratis. Ini termasuk membangun infrastruktur pendidikan yang memadai, memberikan gaji yang layak bagi guru, dan menyediakan bantuan finansial bagi siswa yang membutuhkannya.

2. Peningkatan Akses: Langkah-langkah harus diambil untuk memastikan bahwa semua anak Indonesia memiliki akses yang sama terhadap pendidikan. Ini bisa mencakup pembangunan sekolah baru di daerah terpencil, pengadaan transportasi gratis bagi siswa yang tinggal jauh dari sekolah, dan program beasiswa untuk siswa dari keluarga miskin.

3. Peningkatan Kualitas Pendidikan: Pendidikan gratis bukanlah tujuan akhir, tetapi hanya langkah awal. Penting untuk terus meningkatkan kualitas pendidikan agar sesuai dengan standar internasional. Ini termasuk pelatihan guru yang berkualitas, pengembangan kurikulum yang relevan, dan fasilitas belajar yang memadai.

Kesimpulan

Visi Perjuangan Marhaenisme Bung Karno tentang pendidikan gratis yang ilmiah dan demokratis adalah bagian integral dari perjuangan untuk menciptakan masyarakat yang adil dan merata. Meskipun masih banyak tantangan yang dihadapi dalam mewujudkan visi ini, langkah-langkah yang diambil oleh pemerintah dan masyarakat sipil dapat membawa Indonesia menuju masa depan yang lebih cerah dan lebih berpendidikan. Dengan terus memperjuangkan hak atas pendidikan yang layak untuk semua, kita dapat menghormati warisan Bung Karno dan membangun masa depan yang lebih baik bagi generasi mendatang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun