Mohon tunggu...
Deha
Deha Mohon Tunggu... profesional -

Pengamat

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

Kolombia Juara Dunia? Kalau Aku sih Yes....Kalau Brasil, Tanya Mas Anang deh....

30 Juni 2014   20:19 Diperbarui: 18 Juni 2015   08:08 79
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Olahraga. Sumber ilustrasi: FREEPIK

Jika saya pelatih Brasil, mungkin saya lebih memilih Uruguay ketimbang menghadapi tim Kolombia. Karena selain si tukang gigit sudah dihukum, menghadapi Uruguay tanpa Suarez harusnya lebih mudah. Faktanya bisa ditujukkan saat kualifikasi zona Conmebol dimana hanya kepada Suarezlah tumpuan harapan kemenangan dengan menciptakan 8 gol yang sama dengan Messi, sementara pemain lainnya tidaklah menonjol termasuk Edison Cavani yang permainannya cenderung menukik turun sejak kepindahannya dari Napoli. Jadi sejak Si Tukang Gigit di banned sama FIFA, sebenarnya selesai sudahlah kiprah Uruguay di pentas PD 2014 ini.

Kita menjadi paham bahwa seluruh bangsa Uruguay termasuk presidennya telah dibutakan matanya dan menganggap pelanggaran Suarez hanyalah persoalan sepele, sama seperti mereka bangka dengan peringkat IV PD 2010 dan menyepelekan tindakan Suarez di piala Dunia tersebut yang dengan sengaja menepis bola masuk ke gawang dengan tangannya hingga memupus asa jutaan rakyat Ghana untuk bereforia sejenak dari masalah klasik bangsa Afrika: kemiskinan. Perilaku buruk menghalalkan segala cara untuk meraih kemengangan memang patut diganjar dengan hukuman setimpal.

Lalu bagaimana dengan Kolombia yang akan menjajal tuan rumah Brasil di perempat final nanti? Apa yang ditunjukkan Kolombia saat ini bukanlah suatu hal yang kebetulan. Merekrut Jose Packerman sebagai pelatih dengan kombinasi pemain pengalaman dan pemain muda yang brillian, merupakan terobosan bagus untuk menjadikan Kolombia menjadi tim tangguh baik selama penyisihan zona (buktinya hanya kalah 2 poin dari tim Tango yang bertabur bintang) maupun selama PD 2014 berlangsung.

Statistik menunjukkan bahwa kualitas dari setiap lini  Kolombia sangatlah bagus. Jika Argentina terlalu bertumpu pada trisula Mesi-Aguero-Higuan, maka kekuatan Kolombia relatif lebih merata. Jackson Martinez, Freddy Guarin, Zapata, Zuniga adalah pemain yang telah lama mencicipi kompetisi Eropa. Cenderanya Falcao menambah keyakinan bahwa tidak adanya labe bintang yang mencolok dalam tim justru dapat menjadi pemicu pemain dalam tim untuk menjual dan mempromosikan dirinya dihadapan klub dan broker pemain. Jutaan Dolar akan mengalir manakala klub kepincut dengan permainan yang gemilang, seperti yang sudah ditunjukkan oleh rising young star mereka “El Nuevo Pibe” si anak baru James David Rodríguez Rubio.

Terlepas dari faktor gemilang penampilan Rodriguez, saya cenderung melihat permainan kolektif Kolombia ini sebagai tim yang memang layak untuk menjadi kandidat juara PD 2014 ini ketimbang Brasil, mengingat saat ini berdasarkan rilis peringkat FIFA bulan Juni 2014, posisi Kolombia ada di peringkat 8 Dunia. Kolektivitas permainan tim Kolombia sejatinya dapat meredam skil individu pemain Brasil. Karena seperti Argentina yang terlalu bertumpu pada Messi, jika Neymar dimatikan maka seakan tercabut pula arwah permainan tim Samba. Memang Brasil memiliki pemain-pemain dengan skill yang tinggi seperti Oscar dan sang kapten Thiago Silva, namun rasa-rasanya mereka bukanlah juru selamat yang bisa menghidupkan kembali roh permainan jika arwah timnya sudah dicabut.

Saya yakin pelatih sekelas Packerman yang telah mengorbitkan Saviola dan Messi di PD U20 tahun 2001 dan 2005, pasti paham betul bagaimana menangani tarian Samba Brasil terutama mematikan sang striker dan sayap-sayap Brasil. Itu yang sudah diperagakan melawan samba asia, Jepang. Saat ini Packerman punya tim yang solid di semua lini dan lebih cocok lagi tim Kolombia saat ini merupakan gabungan muda tua sehingga lebih matang secara tim.

Jadi mau tidak mau saya harus bilang Yes untuk Kolombia, dan kalau Brasil ya tanya Mas Anang saja deh...(secara kan dia sudah brasil  melenggang ke Senayan, tinggal menunggu bosnya saja jadi wapres hi...hi..hi..Hidup Anang!)

Prediksi saya, siapapun pemenang dari laga ini, kelak memiliki potensi sangat besar untuk dapat menjuarai PD 2014 ini, tanpa mengurangi rasa hormat pada pendukung Prancis, Argentina dan Jermandan maaf juga kalau kurang hormat sama Orange, takut kena jurus kungfu dan teater diving lagi.

Di closing statement saya cuma mengharapkan semoga PD ini melahirkan selalu melahirkan kejutan dan tentu saja juara dunia baru agar dapat menjadi inspirasi negara-negara lain untuk mencicipi nikmatnya mengangkat trofi Piala Dunia. Bravo Kolombia, semoga dengan raihan trofi PD arwah Escobar tenang di sana.

SMI300614

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun