Mohon tunggu...
Kang Darling
Kang Darling Mohon Tunggu... -

.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Logika Bung Karno untuk Papua

6 Maret 2016   10:33 Diperbarui: 6 Maret 2016   10:56 2481
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption caption="Museum Prof. Dr. R. Soegarda Poerbakawatja"]

[/caption]

Bung Karno tahu persis kualitas Soegarda, karena 2 tahun sebelumnya ia pernah memberi penghargaan berupa Satyalencana Karya Tingkat II. Begitu Irian Barat resmi masuk Indonesia, tahun 1963 Soegarda ditugaskan oleh Presiden untuk menjadi Rektor pertama Universitas Cenderawasih di Jayapura. Dan fakultas yang pertama didirikan di sana adalah Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.

[caption caption="Merah Putih di Papua"]

[/caption]

Sayangnya, logika pembangunan manusia ala Soekarno tidak diteruskan oleh Orde Baru di Papua. Begitu berkuasa, alih2 mencerdaskan rakyat Papua, tahun 1967 Pemerintah Orde Baru memberi konsesi pada Freeport untuk 30 tahun. Seharusnya selesai tahun 1997. Belum habis masa berlakunya, tahun 1991 diperpanjang lagi 30 tahun hingga 2021.

Lebih menyedihkan lagi, beredar rekaman “papa minta saham”: dugaan “jual tanah air” lewat perpanjangan konsesi untuk memperkaya diri.

[caption caption="Emas Freeport"]

[/caption]

Semoga kita dapat memetik pelajaran dari "pemimpin yang autentik". Setelah berhasil merebut Irian Barat dengan keringat dan darah, bukannya mengeruk kekayaan sumber daya alamnya, malah bikin sekolah pendidikan guru agar banyak pendidik guna mencerdaskan bangsa. Sehingga, mampu BERDIKARI dalam mengelola kekayaan alam untuk sebesar2nya kemakmuran rakyat Papua.

[caption caption="Give him humility, O Lord, so that he may always remember the simplicity of greatness (A Father's Prayer by General D. MacArthur)"]

[/caption]

Salam kompasiana.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun