Itu dia, selagi saya yakin saya mengambil foto orang tersebut untuk kesenian, saya olah sebaik mungkin, dan bahkan mungkin dia jadi terkenal, mengapa saya merasa bersalah dan merasa telah merugikan orang.Â
Umur dia tidak berkurang karena kena jepret, lagian dia era selfie ini, orang mengambil foto wajahnya sendiri puluhan kali sehari, apa ruginya ketika dia kena potret oleh seorang lebih cakap memegang kamera dan mengolah foto?
Beberapa bulan lalu saya pernah bersitegang dengan dua orang pengemudi ojek online. Biasa, saya motret malam hari, pikiran logis tentu saja kalau gelap mesti diberi cahaya dong. Saya pakai flash, motret di trotoar, rada susah karena itu trotoar buat jalan penuh sama motor ojek yang parkir. Saya motret cewek lewat... flash... terang. Eh si ojeknya marah-marah, "jangan pakai flash dong, mengganggu orang!" hardiknya.Â
Saya jawab aja, saya nembak flash mungkin setiap 15 menit karena populasi cewek cantik jarang, lah dia parkir di trotoar berjam-jam, ratusan orang dirugikan karena harus jalan di jalur kendaraan.
Ah, intinya sih, kamu tidak mengganggu kok. Kalau pun iya, hanya sedikit.
- penulis adalah pegiat street fotografi asal Bandung, terkadang memberikan seminar tidak ilmiah -
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H