Awal mula belajar menulis secara serius adalah ketika kuliah. Minimal mampu menulis makalah tugas kuliah dan skripsi serta mampu membuat proposal kegiatan mahasiswa seperti ketika di PMII Cabang Kebumen. Apalagi ketika menjadi Sekretaris Umum PC PMII Kebumen di tahun 2001, nyaris tak bisa lepas dari kegiatan tulis-menulis. Kegiatan aksi demonstrasi mahasiswa dituntut dapat membuat presrelease untuk dikirim kepada wartawan agar dimuat dalam berita koran harian.
Pelatihan jurnalistik mahasiswa baik di kampus maupun di PMII sering diselenggarakan dengan mengundang wartawan-wartawan lokal maupun senior PMII dari Korcab Jateng maupun ahli dari kabupaten/kota lain. Majalah mahasiswa kampus pun sempat terbit walau kembang kempis, ikut sebagai redaksi dan kontributor penulis opini. Majalah kampus yang sempat terbit bernama 'Hyperrealitas'. Begitu juga buletin dua lembar bolak balik PMII cabang Kebumen sempat terbit dengan gratis kerjasama percetakan lokal tertera di halaman terakhir pojok bawah nama percetakannya. Kerjasama saling mempublikasikan.
Artikel mahasiswa sempat dimuat di koran harian Suara Merdeka Jawa Tengah di tahun 2001 dengan judul 'Budaya Politik Baru' dan judul 'Kepemimpinan Era Otonomi Daerah'. lumayan honornya bisa untuk membayar uang kuliah. Kuliah 4 semseter sempat mendapat beasiswa dari Yayasan Supersemar. Dua tahun tak membayar uang semesteran alias sudah dibayarkan. Berarti saya bagian produk orde baru ya? Wk wk, Faktanya begitu, tapi masuk kuliah sejak tahun 1998 pas reformasi meledak. Artinya, sudah masuk era reformasi. Hanya Yayasan Supersemar waktu itu masih eksis memberikan beasiswa kuliah. Terimakasih Pak Harto, wk wk. Pada Pemilu 1999 juga ikut menjadi relawan JAMPPI-JPPR (Jaringan Masyarakat Pemantau Pemilu-Jaringan Pendidikan Pemilih untuk Rakyat).
Setelah dikampus STAINU sekarang IAINU Kebumen dan di PMII mendapat pengetahuan dasar 'jurnalistik' kemudian terjun di dunia Non Goverment Organsiasion di tahun 2004-2005 (Indipt Kebumen). Menulis di lembaga ini adalah paket pekerjaan yang harus dijiwai. Seperti menulis laporan kegiatan, publikasi internet, buletin 'alharokah' Jum'at. Waktu itu, menjadi pengguna interet sedang semangat-semangatnya. Pengguna masih ramai berkomentar di kolom komentar website lembaga. Sekarang sudah beralih di media sosial. Semua orang berbakat menjadi penulis di akun media sosial masing-masing.
Ditahun 2005 juga pernah menguikuti pelatihan 'Jurnalistik' di PKMBP (Pusat Kajian Media dan Budaya Populer) Jogjakarta selama beberapa hari. Penyelenggaranya lebih banyak alumni dari UGM. Â
Di tahun 2007 sempat mendapat pelatihan secara informal fasilitasi dari BIK PDE Setda Kebumen selama satu bulan. Cara membuat 'website'. Waktu itu masih memakai 'koding' HTML secara manusal yang cukup ribet, tidak seperti sekarang yang tinggal pakai saja dalam mengelola website.
Di tahun 2009 membuat blog pribadi (www.catatanbadruz.wordpress.com). Sempat memiliki website pribadi berbayar hasil dari kompetisi menulis blog, www.badruz.info, namun hanya aktif satu tahun. Setelah itu website tidak saya perpanjang bayar domain nya. Belajar menulis juga terus diasah ketika menjadi Ketua Lakpesdam (Lembaga Kajian Sumber Daya Manusia) NU Cabang Kebumen 2008-2012.
Kompetisi menulis online juga sering saya ikuti di tahun 2009 sampai mendapatkan hadiah buku dari penyelenggara kompetisi menulis blogger. Total 15 buku saya koleksi dari menulis blog. Setidaknya ada 15 tulisan yang berhasil saya menangkan. Belum lagi tulisan rutin dalam blog itu. Banyak jumlahnya.
Puncaknya di akhir tahun 2009 berhasil menjadi 10 besar tulisan terpilih dalam kompetisi menulis blog yang diselenggarakan oleh salah satu penerbit buku di Jakarta. 10 tulisan tebaik diterbitkan menjadi buku. Dan mendapatkan reward uang dari penerbit itu. buku itu berjudul 'Pemberantasan Korupsi Ala Blogger'. Tulisan saya yang terpilih itu berjudul 'Korupsi Retribusi Pembuatan KTP'. Waktu itu masih jadi polemik. Kalau sekarang pembuatan KTP ya gratis kecuali memakai jasa perantara, wk wk. Inilah buku pertama saya, meskipun dari hasil kpmetisi menulis dan bersama 9 penulis lainnya secara tematik.
Di tahun 2014 sempat menjadi admin website/blog beberapa sekolah serta jasa pembuatan blog gratis. Tidak hanya menulis secara online, namun menulis secara fisik juga tetap dilakukan. Seperti buletin Pojok JKN merupakan buletin bulanan K3D Kebumen. Beberapa kali artikel juga dimuat di koran lokal tema 'kemiskinan', perpajakan dan PAD Kebumen.
Di tahun 2017 menjadi anggota Panwas Pemilihan Kabupaten Kebumen. Jelas, tak bisa lepas dari aktivitas menulis, minimal menulis laporan kegiatan dan berita. Berlanjut di tahun 2018 menjadi anggota Bawaslu Kabupaten Kebumen, juga tak bisa lepas dari aktivitas menulis. Di tahun 2019 menjadi tim penulis bersama anggota lainnya hasil pengawasan Pemilu serentak 2019 yang dibukukan oleh lembaga. Sekaligus, merupakan buku yang kedua berkontribusi menajdi penulis didalamnya. Judul bukunya 'Pengawasan Pemilu Serentak 2019 di Kabaupaten Kebumen'.
Di tahun 2020 menjadi Tim Riset Evaluasi Pilkada Bawaslu RI dengan SK resmi ketua Bawaslu RI Abhan. Tim riset tersebut merupakan pengukuhan hasil kompetisi menulis ilmiah riset Pilkada 2015-2020. Setiap provinsi hanya diambil 10 judul riset terbaik. Saya termasuk dalam 10 besar itu dari 29 judul yang diajukan ke Bawaslu RI perwakilan dari Jawa Tengah. Sebelumnya, Bawaslu Jawa Tengah menyeleksi 49 judul yang masuk dari anggota Bawaslu kabupaten/kota se Jawa Tengah yang mengikuti. Kemudian diajukan ke Bawaslu RI sebanyak 29 untuk diambil 10 Judul. Judul riset tersebut ada yang perorangan dan ada yang gabungan dari beberapa anggota Bawaslu Kabupaten/Kota karena kemiripan judul.
Riset saya berjudul 'Problematika Pengawasan Pemungutan Suara Ulang pada Pemiihan Bupati dan Wakil Bupati Kebumen Tahun 2015'. Riset dan penulisan hasil riset selama 3 bulan dengan dibantu PIC atau pembimbing teknis riset dan teknis penulisan sebanyak 3 orang. 1 orang dari Bawaslu Jawa Tengah dan dua orang dari akademisi UNS dan UMJ fasilitasi dari Bawaslu RI. 10 judul riset tersebut kemudian diterbitkan menjadi buku oleh Bawaslu RI. Buku itu berjudul 'Serial Evaluasi Pilkada di Jawa Tengah. 19 judul lainnya yang tidak terpilih oleh Bawaslu RI diterbitkan oleh Bawaslu Jawa Tengah.
Buku keempat, secara mandiri diterbitkan oleh Bawaslu Kabupaten Kebumen berjudul 'Pengawasan Pemilihan dengan Satu Pasangan Calon dalam Kondisi Bencana Nonalam Covid-19) tahun 2020. Mendapatkan nomor ISBN Perpusnas diakhir Desember 2021, dicetak Januari 2022.
Di tahun 2021, juga menjadi bagian proses atau kontributor pembuatan buku Bawaslu Jawa Tengah. Kontributor tulisan bersama anggota divisi PHL Bawaslu kabupaten/kota se Jateng. Adalah dua buku yang diterbitkan. Yaitu buku hasil Pengawasan Pemutakhiran Data Pemilih Berkelanjutan tahun 2021 di Jawa Tengah, dan buku hasil 'Penyelenggaraan Pusdikwatif Tahun 2021 Bawaslu Provinsi Jawa Tengah. Jika mau diklaim secara ramai-ramai, maka kedua buku tersebut adalah buku yang kelima dan keenam, meskipun hanya sebagai kontributor.
Buku yang ketujuh sedang proses penulisan di tahun 2022 ini. Yaitu buku 'Sejarah Pengawasan di Kabupaten Kebumen Tahun 2004 s.d 2022. Buku ini ditulis oleh semua anggota Bawaslu Kebumen periode 2018-2023. Buku ini bersifat riset karena sejarah yang diteliti dari tahun 2004. Rencana dilaunching di bulan agustus 2022 bersamaan dengan momentum ulang tahun Bawaslu Kabupaten/Kota ke 4 yaitu tanggal 15 Agustus 2022.
Buku ke delapan, sedang proses penulisan secara sendiri. Yaitu buku berjudul 'Merawat Demokrasi Mendorong Partisipasi' merupakan potret kegiatan pendidikan pengawasan partisipatif selama tahun 2021 dan sebagainnya berjalan di tahun 2022. Diantara kegiatannya adalah pembentukan desa pengawasan dan desa anti politik uang, pojok pengawasan, pembinaan desa pengawasan, forum-forum warga, Bawaslu goes to campus and school, SKPP, Saka Adyasta Pemilu dsb. Buku ini lebih berisi semacam konsep dan panduan pelaksanaan pendidikan pengawasan partisipatif di kabupaten Kebumen.
Sampai tahun 2022 ini juga masih menulis lepas di blog pribadi www.catatanbadruz.wordpress.com dan www.kompasiana.com/kangbadruz . Menulis, bagi saya bukan hanya soal hobi, tapi juga dalam menjaga kesehatan berpikir agar terhindar dari penyakit lupa. Kalaupun lupa, tinggal klik tulisan blog. Sehingga meskipun visitor dan followernya tidak banyak seperti penulis online lainnya, minimal manfaat pribadi saya dapat mulai dari ilmu pengetahuan sampai sesekali mendapat hasil buku dan uang hasil kompetisi menulis. Jumlah viewer blog baru mencapai 140 ribuan, cukup sedikit jika dibandingkan lainnya. Menulis, juga merupakan media yang baik untuk melampiaskan emosi. Bahkan kalau lagi emosi akan sesuatu menjadi inspirasi untuk menulis, malah menjadi lancar dalam merangkai kata.Â
Mungkin banyak proses belajar menulis yang tidak tercatat. Catatan ini bagian dari mengingat seingatnya karena ingatanku terbatas. Begitulah seterusnya, menulis dan terus menulis bekerja untuk keabadian.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H