0 Advanced issues found▲
menggelar rapat paripurna di hotel bintang lima dan beritanya viral. Apa kabar?
CIE... yang habisYaps, apa yang bakal, akan, dan sudah dikerjakan pejabat kita memang menarik untuk selalu dirasani. Termasuk kegiatan rapat paripurna pengesahan nota kesepakatan Kebijakan Umum Perubahan APBD (KUPA) dan Prioritas Plafon Anggaran Sementara Perubahan (PPAS-P) APBD 2019 yang digelar anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) kita bersama Pemkab Tuban, di hotel bintang lima Yogyakarta pada 11-13 Juli lalu. Sampai saat ini masih menjadi perbincangan hangat di kalangan masyarakat.
Berbagai pertanyaan pun terus muncul. Dari yang menggemaskan hingga gregetan.
Seorang teman berseloroh:
"Jarang-jarang lho, anggota DPR kita begitu bersemangat membahas KUPA dan PPAS P-APBD secepat ini. Saking 'semangatnya', rapat paripurna dengan agenda penandatanganan dan persetujuan bersama antara bupati dengan pimpinan DPRD itu, pun digelar di luar Tuban. Bisa dibayangkan, mereka rela jauh-jauh ke Yogja demi membahas arah pembangunan di Kabupaten Tuban ke depan."
Saya ulangi lagi. Demi rakyat Tuban. Ini sungguh luar biasa.
Bagaimana tidak luar biasa. Mereka bersama kepala organisasi perangkat daerah (OPD), sekretaris daerah, asisten, staf ahli, dan para pimpinan BUMD di lingkup Pemkab Tuban, itu harus rela dan ikhlas pisah dengan keluarga demi membahas pembangunan di Tuban. Tiga hari. Bukan waktu yang pendek untuk pisah dari anak dan istri.
Belum lagi, bagaimana perasaan mereka saat menikmati fasilitas mewah hotel bintang lima tanpa melibatkan anak-istri. Ditambah pose sendirian di Jalan Malioboro. Berat. Kamu nggak akan kuat. Apalagi yang sedang sayang-sayangnya sama istri. LDR (long distance relationship) itu berat bro.
Nah kamu, sudah nggak ikut ke Yogja, urun rembuk membahas negara juga tidak, ngrasain bagaimana sedihnya jauh anak-istri juga tidak. Eh, mau ikut-ikutan protes. Apa nggak malu. Sudah lah, kita sebagai rakyat tinggal menerima bersih saja. Tinggal menikmati pembangunan saja kok banyak protes.
Sebagai rakyat, kita harus maklum. Karena sebagian besar wakil rakyat kita yang sekarang masih duduk di kursi DPRD, itu tidak terpilih lagi. Sehingga, anggap saja ini (rapat paripurna di hotel bintang lima, Red) sebagai bulan madu di bulan terakhir menjelang berakhirnya masa tugas DPRD periode 2014-2019.
Bayangkan. Andai, jika wakil rakyat kita yang sebentar lagi jabatannya berakhir itu mutung. Tidak semangat dalam membahas KUPA dan PPAS P-APBD, terus tiba-tiba jabatannya berakhir. Apa nggak bingung Pak bupati kita, karena KUPA dan PPAS P-APBD tak kunjung disahkan. Menunggu masa transisi anggota DPRD yang baru, juga butuh waktu. Butuh adaptasi. Butuh koordinasi dan konsolidasi ulang. Sedangkan KUPA dan PPAS P-APBD harus segara disahkan demi lancarnya pembangunan di Tuban.
Kan gedung DPRD juga bisa dibuat rapat. Tidak harus ke Yogja. Kalau ingin menginap di hotal. Tuban juga banyak hotel yang representatif untuk digunakan kegiatan rapat. Sehingga tidak harus jauh-jauh ke Yogja. Menghabiskan dana. Menginap di hotel bintang lima. Jalan-jalan ke Malioboro. Berapa duit APBD yang harus dikeluarkan?
Duh... kamu ini dibilangin ngeyel terus. Ibu kamu dulu ngidam makan sambel ya...? Kamu mau KUPA dan PPAS P-APBD terlambat dibahas? Kamu mau pembangunan di Tuban terhambat. Kamu mau jalan yang bolong-bolong itu tidak segera ditambal karena anggarannya belum disahkan. Kamu mau puasa tidak dapat tender karena proyek di P-APBD tidak bisa dilelang.
Nah khan... ribet ngatur negara itu. Banyak kepentingan. Makanya, kamu jangan banyak protes terus. Cukup mbatin saja dalam hati sambil berdoa:
Ya Allah... semoga wakil-wakil rakyat kita pada periode lima tahun ke depan (2019-2014) lebih memerhatikan nasib rakyat ketimbang rapat di hotel bintang lima. Tidak boros dalam rapat-rapat membahas nasib rakyat. Hidupnya sederhana dan tidak sombong. Bekerja dengan tulus. Dan, terakhir wedi marang Gusti Allah.