Mohon tunggu...
Kang Arul
Kang Arul Mohon Tunggu... Penulis - www.dosengalau.com

www.dosengalau.com | sering disebut sebagai dosen galau membuatnya sering galau melihat kehidupan. Lulusan S3 Kajian Media dan Budaya dari UGM Jogjakarta ini menjadi konsultan media digital yang telah menulis lebih dari 100 buku dan memublikasikan ratusan artikel secara nasional dan internasional.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Rambu Solo dan Pesta Kematian Menuju Surga

25 Oktober 2015   15:06 Diperbarui: 26 Oktober 2015   11:50 170
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 

Ke’de’ ko anta unbating … 

Pagi sekali saya dan beberapa rekan tiba di Tana Toraja.

Perjalanan malam sekitar 8 jam di atas mobil yang ditempuh dengan kecepatan tinggi, nyaris sedikit pengereman, tentu melelahkan apalagi saya duduk di kursi paling belakang. Satu-satunya yang diinginkan adalah berbaring di kasur yang empuk dan memejamkan mata. Namun, itu dalam kondisi normal. Menjejak Tana Toraja tentu rugi kalo dilalui dengan hanya terlelap saja.

“Di sini, pesta pernikahan tidak semeriah pesta kematian.” 

Ungkapan itu seolah-olah membuat energi saya bertambah. Lelah, pegal, dan kantuk menjadi hilang seketika. Bagaimana tidak, di berbagai daerah–kecuali Bali yang pernah saya datangi–yang namanya pernikahan selalu dilakukan secara meriah dan kalau perlu si empunya hajat berhutang ke sana-sini demi gengsi kepada tetamu. Nah, ini kebalikannya.

Beruntungnya, tim perjalanan saya itu mendapatkan informasi bahwa ada pesta kematian tak jauh dari lokasi istirahat kami di Hotel Milisiana.

“Paling sekitar 10 menit ke lokasi,” begitu petunjuk arah yang saya dengar.

Maka, dipaculah mobil mencari lokasi itu. Sempat kehilangan arah, tetapi ada seorang dari penduduk setempat yang berbaik hati mengantarkan dan menjadi petunjuk arah dengan motornya. “Saya baru dari sana. Ramai. Ada pejabat juga,” katanya sebelum memacu motor.

Selang berapa lama kemudian saya dan rekan-rekan tiba di lokasi. Mobil tidak bisa masuk ke area upacara kematian itu digelar, maka kami harus berjalan kaki sekitar 10 menit ke lokasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun