Ini malam minggu…
Seorang rekan blogger mengajak saya makan malam di Ancol.
“Ancol?” tanya saya waktu itu.
Dia mengangguk. “Kita coba kulineran betawi di sana,” jawabnya, “ada sop buntut khas Hotel Borobudur di sana.”
Mendengar itu saya langsung mengiyakan. Sop Buntut dari Hotel Borobudur memang sudah terkenal sejak lama dan menjadi kuliner nusantara andalan buat mereka yang pernah menginap di hotel yang terletak di sekitar Lapangan Banteng, Jakarta Pusat itu.
“Ini hotelnya masih satu induk perusahaan,” jelas teman saya lagi.
Maka jadilah saya dan lima orang lainnya, kebetulan blogger semua, langsung meluncur ke lokasi kulineran malam mingguan. Bagi kami jalan-jalan memburu kuliner memang sudah menjadi agenda rutin mingguan. Bahkan pernah karena penasarannya lokasi kuliner yang dituju sampai ke luar kota dan profinsi.
Demi memanjakan lidah, batin saya sambil mengusap perut yang kok tambah maju ya.
Waktu belum terlalu sore ketika saya dan rekan-rekan sudah tiba di lokasi. Namanya Discovery Hotel and Convention Ancol. Tempatnya cukup mudah kok, letaknya pas berhadapan dengan terminal busway Ancol.
Baru saja menjejakkan kaki ke hotel dengan nuansa betawi ini seseorang sudah menegur. “Apa kabar?” tanyanya. Saya mengenalnya sebagai Eva salah seorang marketing communication dari hotel ini. “Kebetulan datang… setiap malam minggu disini ada BBQ-an loh. Bahannya langsung dari laut jadi masih segar.”
Kami tersenyum. Dengan didampingi Mbak Eva dan juga Paundra Hanutama langkah kami tiba di Kembang Goyang. Yup, itulah nama spot kuliner atau ruang makan milik Discovery Hotel. Ruangan yang bisa memuat sekitar 250 orang itu di susun dengan menampilkan suasana arsitektur khas betawi dan ditambah dengan sajian kuliner yang juga memanjakan lidah ala betawi.
Discovery Hotel and Convention Ancol itu sendiri baru saja setahun beroperasi di Ancol. Pertama kali diresmikan pada 7 Juli 2014 dan digadang-gadang hotel ini dijadikan sebagai a one-stop destination for family & friends.
Kami, tanpai ba bi bu, langsung menjajal sop buntut khas Borobudur. Saat menjajal kuahnya dan menggigit daging lidah saya merasakan sensasi yang sama dengan yang pernah disajikan di Hotel Borobudur. Rasa penasaran itu ternyata terjawab ketika saya bertanya bahwa sop buntut itu tidak dimasak di hotel ini melainkan setiap hari langsung dibawa dari Hotel Borobudur.
Lidah saya sungguh bergoyang. Sambil menikmati sop buntut saya melihat rekan-rekan blogger lain mencicipi satu demi satu kuliner yang ada di sana. Maklumlah namanya juga pemburu kuliner, jadi gak ada salahnya kan menjajal setiap hidangan yang tersedia. O ya, jangan lupa dengan es krimnya dengan taburan cokelat dan kacang almond.
Malam belum lagi larut. Sapuan sisa sinar matahari berwarna merah saga dengan paduan bintang masih terlihat di langit sebelah barat. Pemandangan itu masih terkesan sampai saat ini. Apalagi saat saya duduk dengan nyamanya di kursi-kursi dari bahan kayu terpilih di lokasi luar ruang hotel tersebut.
“Suara apa itu?” tanya salah seorang rekan saya.
Saya menajamkan pendengaran. “Kayaknya dari wahana di Dunia Fantasi,” jawab saya singkat.
Dan sejenak kemudian kami baru sadar bahwa memang lokasi hotel ini terletak tidak jauh dari Dunia Fantasi. Lokasi yang menjadi pilihan bagi siapa saja yang datang ke Ancol. Bahkan rasanya belum lengkap atau belum “sah” datang ke Pantai Ancol kalau belum pernah masuk ke Dunia Fantasi.
Jaraknya tidak terlalu jauh dari lokasi hotel. Saya mengira sekitar lima sampai sepuluh menit berjalan kaki kita sudah sampai ke tempat rekreasi tersebut. Ini jelas menjadi kelebihan yang dimiliki Discovery Hotel dan Convention Ancol.
Malam baru saja menyapa. Angin laut terasa khas menyapa pipi saya.
Saya pun bergerak ke meja BBQ tak jauh dari pintu Kembang Goyang. Di atas meja itu kita bisa memilih menu kuliner laut mulai dari cumi-cumi, udang, maupun potongan berbagai ikan lainnya. Juga, buat yang suka dengan daging ada juga potongan daging sapi di sana.
Mau membakar sendiri atau dibantu dengan seorang tenant tidak masalah. Atau buat yang suka langsung santap, sudah tersedia di meja lainnya. Tinggal ambil, siram dengan kuah yang bisa dipilih, dan santap.
Malam minggu itu saya memilih tiga udang, ikan dori, dan dua potong cumi-cumi. Saya memesan agar udangnya dibakar agak lama. Sengaja saya tidak meminta dikupas kulitnya karena makan bakar udang itu ada seninya, yakni mengupas kulitnya.
Dulu… lebih dari sepuluh tahun lalu saya pernah jalan-jalan dan menginap di sebuah pulau. Kala itu adalah musim penyu atau kura-kura bertelur. Saya dan rekan saya itu sengaja mendatangi pulau tersebut untuk mendapatkan momen langka itu. Sore harinya saya dan beberapa rekan menaiki perahu sampan menuju jermal atau tempat penangkaran/penangkapan ikan. Selain memancing, kami juga bisa langsung menjala dan kebetulan ada udang yang didapat.
Hasil tangkapan itu kami bawa ke pantai. Sigap saya dan rekan-rekan menyumpulkan daun kelapa, sabut kelapa yang sudah kering, dan beberapa ranting. Semua dikumpulkan dan menjadi api unggun. Di atas api itulah udang dan ikan dibakar. Sausnya hanya kecap yang dicampur dengan tumbukan cabai dan bawang. Tetep nikmat….
Ya, entah mengapa tiba-tiba saja saya mengenang masa jadi petualang di pulau tadi. Tapi memang benar nuansa yang ditawarkan oleh Discovery Ancol memang penuh kesan. Apalagi tagline yang diusung adalah “BBQ dinner Under The Sky”.
Saya menikmati santapan BBQ sambil mendengarkan alunan live music dari musisi yang tampil di panggung pertunjukkan yang berada tepat di tengah Kembang Goyang. lagu-lagu pop klasik dari tahun 70-80-an menjadi peneman saya menikmati hidangan di malam minggu itu….
Live musik di Kembang Goyang
BBQ Dinner Under The Sky
Sepekan kemudian saya kembali ke hotel ini.
Waktu itu pagi belum lagi beranjak. Sapuan warna matahari yang berpendar merah saga masih terlihat sedikit dari belahan timur. Saya dan seorang, admin dari komunitas, sudah menyusuri jalanan Jakarta untuk kembali mendatangi hotel tersebut.
Undangan dari Kompasiana untuk menghadiri acara Kompasiana Community Gtahering 2015 tidak mungkin saya lewatkan. Ini adalah acara khusus untuk komunitas yang terbentuk dan berkegiatan di Kompasiana. Saya dan rekan saya itu kebetulan menjadi Admin Komunitas yang berbeda.
"Saya masih penasaran dengan cita rasa sop buntutnya," kata teman saya itu.
Saya mengamini. Saya juga sangat penasaran dengan rasa yang disajikan oleh hotel berdesain arsitektur Batavia dengan budaya Betawi di sana.
Maka, ketika acara temu komunitas itu selesai dan kami diajak menyantap hidangan di kembang Goyang, hal pertama yang saya ambil dengan teman saya itu ya sop buntut itu.Sementara yang lain mencicipi hidangan ala Jakarta yang dihidangkan.
Asap masih mengepul dari mangkok kecil di depan saya, menandakan bahwa kuah yang masih hangat.
Saya mecicipi sedikit saja kuahnya. Hmm...
Saya mengigit sedikit daing buntut itu...
Saya tuang juga sesendok sambal jeruk ke dalam mangkok. Saya hidu baunya... saya cicipi lagi kuahnya... saya rasakan di setiap lidah saya daging buntut yang empuk... sensasinya itu...
Pensaran kan? Yuk, ah mari mampir...
O ya buat yang mau merasakan nikmatnya sop buntut Borobudur dan juga BBQ-an dengan udara pantai dan langit terbuka, kontak aja langsung ke 021-29377777 ext.8760.
Buat informasi lengkapnya, catat ya…
Managed by Discovery Hotels & Resorts
Discovery Hotel & Convention Ancol
Jl. Lodan Timur No. 7, Ancol Taman Impian
Jakarta Utara 14430 – Indonesia
Tel. : +62-21 293 77 777
Fax. : +62-21 294 59 707
Email: info@discoveryhotelancol.com
http://discoveryhotelancol.com/
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H