Ibarat sebuah rumah, Toyota Way itu adalah atapnya dan prinsip Perbaikan Terus-menerus serta Menghargai Orang menjadi dua tiang yang menyangga atap. Sebagai dasar ada lima prinsip utama yakni Tantangan, Kaizen, Genchi Genbutsu, Menghargai dan Kerja Tim. Inilah Toyota yang tidak hanya sebagai pabrik otomotif semata tetapi memiliki budaya. Sebuah budaya yang merupakan DNA bagi Toyota itu sendiri.
“Mengapa ketika jalan kedua tangan kita tidak boleh masuk ke dalam saku?” retoris Toermudi selaku selaku Manager PAD Sunter 1, “karena ketika kita jatuh, kedua tanga kita dapat membantu untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan”.
Kira-kira begitulah filosofi dalam menghargai keberadaan orang dalam Toyota Way. Ia adalah budaya yang menjadi dan harus terus-menerus dipahami dan digali sumbernya sampai menjadi DNA tidak hanya karyawan, pemasok, atau distributor semata melainkan juga kepada konsumen yang menggunakan produk dari Toyota itu sendiri.
Prinsip dalam Totoyta Way yang berlaku di semua pabrik Toyota di seluruh dunia. Prinsip tersebut terbagi menjadi empat klaster besar yakni Phylosophy yang menekankan tentang tujuan Toyota dan mengapa perusahaan itu ada, Process yang menunjukkan apa yang diyakini oleh Toyota akan menghasilkan operasi pabrik yang luar biasa termasuk menekan pemborosan, People sebagai prinsip yang menekankan pada mereka yang menggerakkan perusahaan ke depan dan budaya adalah sesuatu yang mengajarkan mereka tentang bagaimana bertindak, berpikir, dan merasakan untuk bekerja sama dalam mencapai tujuan, dan Problem Solving sebagai prinsip yang menjelaskan cara orang-orang Toyota memfokuskan upaya untuk melakukan terus-menerus.
Secara lebih rinci Toyota Way itu dijelaskan ke dalam 14 prinsip, yakni
Filosofi Jangka Panjang
- Keputusan manajemen Anda harus berdasarkan filosofi jangka panjang sekalipun untuk hasil atau sasaran finansial jangka pendek.
Lean Process: Proses yang tepat akan membuahkan hasil yang tinggi
- Ciptakan ‘aliran’ proses yang terus-menerus untuk mengangkat masalah ke permukaan.
- Gunakan sistem ‘tarik’ untuk menghindari produksi berlebihan.
- Bagilah secara merata beban kerja (Heijunka).
- Ciptakan budaya berhenti untuk menyelesaikan masalah masalah, buna mendapatkan kualitas yang tepat pada saat pertama.
- Tugas dan proses yang standar adalah fondasi bagi perbaikan yang terus-menerus dan pemberdayaan karyawan.
- Gunakan kendali visual sehingga tidak ada masalah yang tersembunyi.
- Gunakan hanya teknologi yang anda dan teruji sepenuhnya yang melayani orang-orang dan proses-proses Anda.
People: Kembangkan dan tantang orang-orang serta mitra Anda melalui hubungan jangka panjang
- Tumbuhkan pemimpin-pemimpin yang memahami pekerjaan secara sepenuhnya, menghidupkan filosofi, dan mengajarkannya kepada orang lain.
- Kembangkan orang dan tim yang luar biasa yang mengikuti filosofi perusahaan Anda.
- Hargai para pemasok Anda dengan menantang mereka dan membantu mereka menjadi semakin baik.
Problem Solving: Pemecahan masalah dan perbaikan terus-menerus menggerakkan organisasi pembelajar.
- Pergi dan lihatlah agar Anda memahami situasi sepenuhnya (Genchi Gembutsu).
- Buatlah keputusan secara perlahan melalui konsensus dengan mempertimbangkan sepenuhnya semua opsi yang ada dan kemudian melaksanakan keputusan secepatnya.
- Menjadi organisasi pembelajar melalui refleksi yang keras hati (hansen) dan perbaikan terus-menerus (kaizen).
Sekitar pukul dua lewat beberapa menit saya terhenti di sebuah lokasi di dalam pabrik TMMIN Sunter 1. Di situ saya melihat sebuah filosofi yang sangat berarti terpampang dalam bahasa Inggris. ‘We make people first before we make product’ Kira-kira begini artinya 'kami menghasilkan orang sebelum menghasilkan produk’. Inilah yang dikatakan sebagai DNA Toyota Way atau Budaya Toyota bahwa setiap manusia adalah bagian terpenting dalam proses produksi sama halnya dengan waktu, prosedur, komponen mesin, bahkan baut sekalipun.