Itulah perasaan yang selalu saya cari. Perasaan bangga dan bahagia karena karya kita bisa dinikmati oleh orang lain. Perasaan yang tidak bisa saya dapatkan secara instan. Duit atau ketenaran dalam menulis adalah relatif, tetapi perasan itu tak bisa diukur dengan nominal.
Itulah perasaan yang membuat saya selalu menemukan gairah dalam menulis. Perasaan yang ingin selalu saya temukan setiap memegang buku terbaru atau membaca artikel saya tayang di media cetak/online.
Itulah perasaan yang saya ungkap ketika host Ferdy Hasan, di salah satu tayangan televisi, bertanya kepada saya buku apa yang paling spesial. Saya menjawab, "Semua buku bagi saya memiliki kesan tersendiri. Semuanya spesial."
Itulah doping bagi saya. Itulah pahala yang mengalir sebagai balasan usaha dan kerja keras saya dalam menulis.
Saya menikmati proses menawarkan naskah, proses berdialog dengan penerbit, proses diterima cum ditolak penerbit, proses melihat rancangan kaver buku, dan tentunya semua proses dalam menulis; saya tak jarang kelelahan, kehabisan modal, menyiapkan durasi panjang untuk membaca dan meneliti sumber, dan berjuang sampai halaman terakhir naskah selesai...
Inilah penghargaan yang tidak bisa saya nilai sama sekali....
***
"Kang, saya sudah bekerja dengan semangat 45."
"Loh, kok bisa? Nggak pake doping?"
"Nggak."
"Nah, terus?""Saya menikmati pekerjaan saya."