Dalam beberapa tahun terakhir, penggunaan peralatan berbahan dasar nikel memang terasa cukup pesat. Demand masyarakat semakin tinggi terhadap pemakaian benda atau peralatan berbahan dasar nikel yang banyak ditemui sehari-harinya, seperti peralatan stainless steel, baterai, mobil atau motor listrik. Hal ini didukung dengan melimpahnya bahan baku nikel di Indonesia.
Yup, nikel merupakan satu komoditas pertambangan berharga bagi negara kita. Maka dari itu, pemerintah mengupayakan agar nilai ekspornya melonjak tinggi dengan melakukan hilirisasi industri nikel salah satunya melalui smelter PT Gunbuster Nickel Industry (PT GNI) yang terdapat di Morowali Utara, Sulawesi Tengah.
Upaya hilirisasi tersebut dimaksudkan agar Indonesia tak lagi mengekspor bahan mentah, tapi justru nikel yang sudah diolah. Berdasarkan berita terkini, PT GNI turut berkontribusi mengerek nilai ekspor nikel Indonesia, terlebih setelah pada 1 Januari 2020 pemerintah secara resmi melarang ekspor bijih nikel.
Mengutip dari Katadata.id, Badan Pusat Statistik (BPS) merilis data ekspor nikel sepanjang tahun 2022 yaitu sejumlah 777,4 ribu ton, terjadi peningkatan 367% dibanding tahun 2021. Nilai total ekspornya pun meningkat 369% menjadi 5,97 miliar US dolar.Â
Catatan tersebut menjadi yang tertinggi dalam 10 tahun terakhir. United States Geological Survey (USGS) alias Badan Survei Geologi Amerika Serikat bahkan melaporkan bahwa Indonesia adalah produsen nikel terbesar di dunia pada tahun 2022.
PT GNI sendiri sudah berdiri di Indonesia sejak tahun 2019 sebagai perusahaan yang bergerak di bidang pengolahan bijih nikel mentah menjadi produk setengah jadi, yaitu Nickel Pig Iron (NPI).Â
Pada tahun 2021 lalu, PT GNI diresmikan oleh Presiden Joko Widodo. Pada smelter tersebut terdapat 25 jalur produksi yang diprediksi mampu menghasilkan hingga 1,9 juta Nickel Pig Iron (NPI) per tahun.
Smelter nikel yang dilakukan PT GNI menerapkan teknologi mutakhir, yaitu Rotary Kiln Electric Furnace (RKEF). Teknologi ini memiliki kualitas terbaik dan tingkat efisiensinya dinilai tinggi sehingga amat penting dalam industri pengolahan nikel.
Safety Nomor Satu!
Seperti yang sudah disampaikan di atas, smelter nikel yang dilakukan PT Gunbuster Nickel Industry menggunakan teknologi Rotary Kiln Electric Furnace (RKEF). Proses dalam mengolah nikel memang memiliki risiko berat dengan melibatkan alat-alat dan suhu tinggi hingga ribuan derajat celcius.
Maka dari itu, dalam pengoperasian smelter PT GNI sudah menerapkan aturan keamanan yang sudah ditetapkan oleh Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker) dan para pekerja wajib mematuhi aturan tersebut dan selalu mendapat kontrol ketat. PT GNI juga secara rutin mengagendakan kegiatan Pendidikan dan Pelatihan yang berkaitan dengan Penyelamatan dan Penanganan Kecelakaan Kerja untuk menjamin keselamatan dan kesehatan kerja (K3).
Pelaksanaan pendidikan dan pelatihan tersebut tentunya bertujuan untuk terus memberikan pemahaman dan mengingatkan konsep tanggap darurat perusahaan, termasuk keteraturan dalam penggunaan sarana dan prasarana kepada seluruh karyawan.
Pada Februari 2023, Kemenaker melakukan kunjungan kerja ke PT GNI untuk melakukan pemeriksaan dan pembinaan terhadap penerapan K3 di lingkungan industri pengolahan nikel. Kunjungan kerja ini juga merupakan tindak lanjut dari Komitmen dan Ikrar Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) PT Gunbuster Nickel Industry.
Selain itu, sebagai perusahaan smelter, PT GNI sangat paham terhadap segala risiko pekerjaan yang setiap hari dihadapi oleh para pekerja. Maka dari itu PT GNI kerap mengadakan kegiatan rutin berkala terkait pelatihan dan sertifikasi pekerja. Beberapa kegiatan yang dilakukan antara lain mewajibkan pelatihan sertifikasi operator alat berat dan pelatihan sertifikasi safety awareness. Semua ini diwajibkan bagi para pekerja mengingat pekerjaan mereka erat dengan risiko dan bahaya.
Pertumbuhan Ekonomi Inklusif hingga Edukasi Kesehatan bagi Masyarakat Sekitar Smelter
Sejak awal diresmikan, smelter PT Gunbuster Nickel Industry di Kabupaten Morowali Utara, Sulawesi Tengah telah menyerap lebih dari 12.000 tenaga kerja. Ini merupakan bentuk komitmen PT GNI dalam menumbuhkan ekonomi inklusif dan melibatkan peran masyarakat sekitar.
"Misi kami berjuang untuk pertumbuhan ekonomi dalam jangka panjang. Di samping itu kami membuka kesempatan bagi stakeholder dan komunitas di mana kami beroperasi untuk terus berkembang" - PT Gunbuster Nickel Industry
Selain melibatkan masyarakat sekitar dalam proses operasional smelter, PT GNI juga tengah giat melakukan pemberdayaan UMKM yang mana memang menjadi salah satu komitmen mereka. Menurut berita terkini PT GNI memberikan dukungan terhadap UMKM lokal yang bergerak di bidang industri pasir hitam.
Sejumlah UMKM dan kontraktor lokal industri pasir hitam yang berada di Desa Bunta, Desa Taunage, dan Desa Bungintimbe sudah menjadi binaan PT GNI. Rencananya perusahaan ini akan berkolaborasi dengan pemerintah daerah agar bisa melaksanakan program-program pemberdayaan UMKM yang lebih maksimal sehingga peran dan manfaatnya lebih dapat dirasakan warga di lingkungan smelter.
Selain itu, dari segi kesehatan, melalui kegiatan tanggung jawab sosialnya (CSR) PT GNI juga melakukan edukasi dan pemeriksaan kesehatan gratis untuk warga desa terkait penyakit tidak menular (PTM). Hal ini dimaksudkan untuk menurunkan angka prevalensi PTM dan meningkatkan pemahaman masyarakat sekitar.
Harapannya PT GNI tak hanya berkontribusi dalam sektor pembangunan ekonomi, sosial, infrastruktur, tapi juga memiliki manfaat di sektor kesehatan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H