Saya sempat mengoleksi (secara ilegal) puluhan episode di laptop untuk ditonton berulang-ulang, sebelum akhirnya laptop saya dicuri orang. Pencurinya sempat menonton koleksi Running Man saya gak ya? Hehehe.
Bagi saya Running Man menjadi gerbang untuk mengenal lebih jauh budaya pop Korsel. Saya banyak tahu selebriti Korea berawal dari Running Man.
Tak hanya itu, dalam beberapa episode khusus, mereka juga mengangkat nilai-nilai sejarah di negara tersebut yang bisa menjadi sarana pembelajaran.
Contohnya belum lama ini di episode 464 (tayang 18 Agustus 2019) Running Man mengangkat kisah tentang seorang aktivis kemerdekaan Korea. Bahkan para membernya pun baru tahu kisah ini di akhir misi.
Beberapa negara juga pernah mereka sambangi untuk melakukan misi, termasuk Indonesia yang sudah dua kali dijadikan destinasi.
Tahun 2014 lalu misalnya saat Park Ji-sung menggandeng Running Man untuk menyelenggarakan laga amal di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta. Lalu berlanjut menyelesaikan misi di Taman Safari, Bogor. Terasa spesial karena itu merupakan episode Running Man ke-200.
Sementara pada 2017 giliran Pulau Timang di Yogyakarta jadi lokasi hukuman bagi dua member, Kwang-soo dan So-min. Mereka harus menyeberangi laut menggunakan gondola kayu yang memang jadi landmark di sana.
Running Man juga sudah dua kali mengadakan fanmeeting di Jakarta. Setelah pertama kali terjadi di tahun 2014 dengan tajuk "Race Start: Season 2", mereka hadir lagi belum lama ini untuk mengadakan fanmeeting "Keep on Running" pada 17 Agustus lalu.
"Keram", Nyaris Berhenti, "Berlari" Lagi
Running Man sempat mengalami masa-masa terberatnya. Selepas kepergian Kang Gary yang sudah menjadi bagian tak terpisahkan selama 6 tahun, variety show ini seperti mulai hilang keseimbangan.
Rating mereka perlahan tertinggal dari show lain. SBS pun memutuskan memindahkan jam tayang Running Man menjadi lebih siang, dari yang sebelumnya Hari Minggu pukul 18.25 menjadi 16.50 (KST/waktu Korea). Bahkan sempat diwacanakan ganti hari meski akhirnya tidak jadi.