Ellison memang dikenal sangat suportif terhadap Lady Falcons. ESPN dalam sebuah tulisan feature-nya menceritakan bahwa Ellison berusaha untuk tidak melewatkan satupun laga klub itu jika tidak sedang dalam karantina. Bahkan ia sempat menjadi asisten pelatih.
Bola tersebut kemudian disimpan Ellison di ruang kabin dan menemani para astronot yang berjumlah 7 orang untuk menjalankan misinya. Bola bekas latihan yang sudah ditandatangani oleh Janelle dan rekan-rekan setimnya itu juga disertai tulisan "Good Luck, Shuttle Crew".Â
Sayangnya sesuatu yang tak diharapkan terjadi. Baru pada detik ke-73 setelah lepas landas, Challenger meledak di udara dan menewaskan seluruh awaknya. Satu-satunya "survivor" dalam peristiwa tersebut adalah bola sepak lusuh yang ditemukan mengambang di Samudera Atlantik. Dilaporkan Dailymail, NASA mengembalikan bola itu kepada keluarga Ellison.
Lorna Onizuka, sang istri, menolak menyimpannya dan memilih menyerahkan pada Clear Lake High School. Pihak sekolah kemudian memajangnya untuk memperingati tragedi kelam itu.
Setelah tiga dekade berlalu, bola tersebut akhirnya berhasil melayang di angkasa. Shane Kimbrough, astronot yang menjadi komandan dalam misi Expedition 50 membawanya ke International Space Station (ISS) atau stasiun luar angkasa pada 2016 hingga 2017. Kimbrough merasa memiliki keterikatan karena ia juga ayah dari seorang anak laki-laki yang menjadi pesepak bola di sekolah yang sama.
Bola tersebut menghabiskan waktu selama 173 hari di ISS dan mengorbit Bumi kurang lebih hampir 3 ribu kali. Saat bola sedang melayang di jendela stasiun dengan latar pemandangan Bumi, Kimbrough berpikir betapa berartinya hal ini bagi keluarga Ellison sehingga ia mengabadikannya dalam beberapa foto yang kemudian diunggah di media sosial.Â
This ball was on Challenger that fateful day. Flown by Ellison Onizuka for his daughter, a soccer player @Clear_LakeHS. #NASARemembers pic.twitter.com/grShwq372X— Shane Kimbrough (@astro_kimbrough) February 3, 2017
"Saya merasa terhormat. Mengenang para kru Challenger sangat penting bagi kami semua di korps astronot, dan kami semua di NASA, dan saya berharap ketika bola ini kembali ke Clear Lake High School, akan menjadi pengingat untuk generasi mendatang," ujar Shane dikutip dari situs NASA.
Pada akhirnya bola bersejarah itu menjadi salah satu "prasasti" di Clear Lake High School, dilalui oleh ribuan murid, termasuk salah satunya cucu Ellison.
Di masa depan, NASA ingin berbuat sesuatu yang lebih dari sekadar menginjakkan kaki di Bulan seperti yang sudah dilakukan Armstrong. Presiden AS Donald Trump pada Mei lalu siap menggelontorkan dana tambahan untuk NASA agar bisa kembali ke Bulan bahkan Mars, dengan cara yang lebih spektakuler. Ditargetkan misi tersebut dapat dicapai tahun 2024.
Bagaimana jika astronot bermain sepak bola di Bulan?