"Saya sering menyaksikan United ketika mereka bermain dan mengucap, 'semoga menang!'. Semua menikmatinya dan kami mendukungnya."
United yang Tetap Harus Membumi
"Ole's at the wheel...Â
Tell me how good does it feel..."
Sebenarnya chant yang diadaptasi dari lagu berjudul Waterfall milik The Stone Roses ini sudah pernah dinyanyikan sebelumnya saat Setan Merah mengalahkan Juventus 2-1 di Allianz Stadium. Tentu saja kala itu liriknya berbunyi, "Jose's at the wheel..." karena masih dilatih Jose Mourinho. Saat Ole masuk, chant tersebut langsung diubah liriknya dan menjadi semakin sering berkumandang di laga kandang maupun tandang.
Awalnya tak sedikit yang meragukan Ole. Apalagi karier kepelatihannya di tim senior "hanya" menukangi klub sekelas Cardiff City dan Molde. Ia juga sebenarnya bukan pilihan utama manajemen untuk menggantikan Mourinho. Ada nama-nama favorit lainnya seperti Zinedine Zidane, Mauricio Pochettino, hingga Laurent Blanc.
Sampai akhirnya takdir membawa Ole mencatatkan statistik yang bagus bersama United dan menciptakan rekor-rekor klub. Satu modal yang dimiliki Ole adalah chemistry. Sebagai bekas pemain United, sepertinya ia tahu betul apa yang cocok diterapkan untuk anak asuhnya. Hal ini juga tak lepas dari peran Mike Phelan, sang asisten manajer yang juga dulu membantu Ferguson.
Pemain-pemain yang mendapat rapor merah di bawah Mourinho musim ini terbukti langsung nyetel dengan Ole. Paul Pogba misalnya, yang sempat ditunjuk menjadi biang terpuruknya United. Justru sukses mencetak 9 gol dan 7 asis dalam 17 pertandingan terakhir. Bandingkan saat masih dilatih Mourinho selama 20 pertandingan musim ini, ia hanya mencetak 5 gol dan 4 asis.
Namun United dan para pendukungnya yang sedang "terbang" dipaksa harus membumi lagi lewat dua kekalahan beruntun dari Arsenal di liga domestik dan Wolves di Piala FA. Ini jelas menjadi peringatan bagi United bahwa segalanya tidak bisa dibilang sempurna. Beberapa pengamat menyebut United mulai kelelahan.
Memang semenjak dipegang Ole, United bermain lebih ngotot. Para pemain dituntut untuk mengandalkan kekuatan fisiknya dalam menekan lawan. Strategi tersebut cukup berhasil karena United tampil lebih subur dengan mengemas 40 gol. Tapi beberapa pemain tumbang karena cedera.
Belakangan Ole juga dikritik oleh bekas manajer United, Louis Van Gaal. Pria asal Belanda yang baru memutuskan pensiun itu menyebut tak ada perubahan berarti di tangan Ole karena United tetap memainkan "parkir bus" dan hanya mengandalkan serangan balik.
Patut ditunggu seperti apa respons Ole dan para pemainnya dalam beberapa pertandingan tersisa di musim ini. Mereka juga masih berpeluang mendapat satu gelar di ajang Liga Champions, meski jelas tak mudah. Memangnya bisa melewati adangan Barcelona di perempat final?
Musim Pembuktian dan Manuver Transfer OleÂ
Apa yang Ole lakukan sejauh ini memang melebihi ekspektasi. Target 4 besar Liga Inggris pun menjadi hal yang masuk akal. Namun ia tak perlu terbebani, karena musim pembuktian sesungguhnya adalah di musim depan. Di mana pemain-pemain dalam skuat menjadi otoritasnya.