Saya berusaha untuk tetap menjaga kontak dengan mereka meski hanya melalui media sosial. Bahkan hingga November lalu, Mas Andi yang memang paling aktif di Facebook masih menyampaikan ucapan ulang tahun untuk saya.
Pagi itu juga, 23 Desember 2018, video kejadian tsunami yang menghantam panggung Seventeen menyebar luas. Saat diperlihatkan oleh teman melalui gawainya, saya tak ingin melihat begitu dekat karena jujur saja takut.
Saya tak menyaksikan dengan detail, tapi jauh dari mata saya, di layar terlihat air dengan volume besar merangsek dari belakang panggung dengan luar biasa.
Saya tak berani mengecek media sosial, karena banyak yang memposting video itu. Bahkan sekadar postingan berita saja saya enggan lihat. Tapi saya ingin tahu kabar terbaru peristiwa ini. Dilematis.
Pada akhirnya, dua hari setelah kejadian, Mas Andi ditemukan dalam kondisi meninggal. Kabar tersebut saya dapatkan dari Instagram Mas Yudhi yang kemudian membuat tangis saya pecah seketika.
Berselang beberapa waktu kemudian, Bang Ifan kembali memposting foto sekaligus ucapan pamitnya grup musik Seventeen dari dunia yang membesarkan nama mereka.
Sejujurnya ada fase di mana saya kecewa dengan Seventeen. Namun semua sudah berlalu dan saya menilai Seventeen tengah berjalan ke arah yang lebih baik.
Saya sedikit menyayangkan karena tidak punya banyak foto bersama mereka. Memang kebiasaan saya hingga saat ini juga tak suka berfoto, kecuali difotoin orang. Hehehe.
Akhir perjalanan ini memang sangat di luar dugaan. Namun banyak yang menilai inilah cara yang lebih indah dibanding mereka harus pecah sendiri, membubarkan diri.
Entah seperti apa keputusan manajemen Seventeen setelah ini, menyudahi band ini atau meneruskannya dengan risiko yang tak kecil. Saya rasa setegar apapun Bang Ifan, ia masih akan berat untuk tampil kembali di panggung.