Akhir bulan lalu, saya mendapat kesempatan untuk merasakan nikmatnya tinggal di tengah Kota Jakarta. Pola pikir saya tentang pusing dan peliknya hidup di kota metropolitan menjadi tidak relevan lagi. Sebab ternyata memang ada waktu di mana kita bisa santai dan menikmati hal tersebut, salah satunya saat menginap di Hotel Morrissey.
Hotel ini letaknya cukup strategis, yakni di Jl. KH. Wahid Hasyim, Menteng, Jakarta Pusat. Oleh karena aksesnya mudah, saya datang ke lokasi menggunakan transportasi umum. Namun sebenarnya pihak hotel menyediakan fasilitas penjemputan kalau memang tamu datang dari jauh dan membawa barang yang cukup banyak.
Dari tampak luar, bentuk bangunan Morrissey terlihat tidak kaku dan dapat menyegarkan mata. Lobi hotel ini sendiri terletak di samping kanan dari gerbang masuk. Nah, saat masuk lobi, saya mulai merasakan suasana yang nyaman dan homey. Sebab interior yang terpasang di sana memang layaknya interior yang biasa kita temui di rumah-rumah.
Saya mendapat kamar di lantai 3 bertipe studio dengan luas 29 meter persegi. Meski ukuran luas tiap tipe berbeda, tapi fasilitas yang diberikan di dalam kamar tidak jauh berbeda.
Di kamar yang saya tempati itu, selain ada kasur ukuran besar, televisi 32 inci (plus DVD player), ruang tamu mini, kamar mandi, dan meja kerja, ada pula fasilitas dapur yang lengkap, meski memang tidak besar. Pihak hotel juga menyediakan setrika dan mejanya, lho, buat tamu yang "kerajinan", hahaha
Nonton televisi di sini enjoy banget, karena menurut saya posisinya pas kalau kita nonton sambil selonjoran di kasur. Sebab biasanya ada kamar hotel yang posisi televisinya agak jauh atau agak tinggi dari posisi kita berbaring.
Meja ini bisa juga dialihfungsikan menjadi meja rias, karena ada "cermin tersembunyi" yang bisa dikeluarkan jika permukaan meja tersebut dibuka.
Bagi yang belum tahu, konsep ini semacam desain bangunan yang belum jadi. Tengok saja dinding-dinding kamar Morrissey yang masih berupa batu bata dengan diberi cat berwarna putih. Atau beberapa bagian langit-langit dan pilar yang dibiarkan polos tanpa cat. Untuk itu, banyak deh titik-titik menarik yang bisa dijadikan objek foto atau latar belakang Anda berfoto, termasuk di ruang makan.
Omong-omong makan, di pagi hari saya mendapat sajian sarapan yang beragam dengan konsep prasmanan. Ada bubur ayam, nasi, lauk pauk, croissant, salad, dan lain-lain. Tinggal pilih dengan bebas, mau coba semua menu juga boleh kalau sanggup menampung, hehehe.