Mohon tunggu...
M. Hafizhuddin
M. Hafizhuddin Mohon Tunggu... Aktor - Kang Apis

Anggota Komunitas Tidur Berdiri di KRL

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Membalut Pesimisme ala Pendukung Arsenal

29 April 2018   06:19 Diperbarui: 29 April 2018   08:58 1093
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ayam dini hari ini belum juga berkokok, saya sudah disuguhi tulisan nakal dari Bung Harry Ramdhani yang membahas "ramalan" saya tentang pertandingan United vs Arsenal nanti malam. Apa yang saya sampaikan dalam tulisan tersebut dianggap guyon terbaik. Tentu itu pujian yang harus saya terima, karena kata "terbaik" memiliki konotasi positif. Setidaknya bagi saya.

Baiklah, mari kita (atau saya) bahas tulisan Bung Harry yang membahas tulisan saya. *mbulet*

Ada dua hal yang ia tekankan untuk menilai artikel yang saya buat, tentang rekor pertemuan kedua tim dan tentang saya yang merupakan pendukung Manchester United. Intinya, saya memilah dan memilih data pendukung yang bagus-bagus sebagai bahan ramalan.

Ya, tentu saja!

Saya tidak berupaya mengaburkan fakta bahwa saya pendukung Manchester United. Maka dari itu saya tulis secara gamblang di sana, sehingga pembaca bisa tahu arah tulisan saya ke mana.

Bung Harry mengutip pernyataan saya tentang data rekor pertemuan, di mana United lebih unggul dari Arsenal, yang mungkin menurutnya terlalu subjektif. Lalu tentang cara saya menarasikan kemenangan United di pertemuan pertama musim ini. Merasa salah atau tak sependapat, ia menuliskan:

Lihat. Bagaimana cara havis melihat data  statistik yang dilepas dari konteksnya. Jika ini sebuah hadist, sudah tentu ini tidak sahih. Jika benar membaca pertandingan semudah itu, maka  sepakbola akan bermula dan berhenti di meja judi.

Sekali lagi saya sampaikan bahwa tulisan tersebut arahnya memang untuk mencari data yang mendukung tesis saya, "Manchester United unggul dari Arsenal". Mana mungkin saya mengunggulkan United menang, tapi data yang saya sertakan malah bertentangan. Lagipula seperti itulah faktanya, dalam 51 pertemuan di era Liga Primer, United unggul.

Data seperti itu juga digunakan oleh banyak pengamat sepak bola, Bung Harry. Bahkan seluruh pertandingan olah raga. Sah dan jelas diperlukan untuk menakar atau memprediksi jalannya pertandingan yang akan datang. Soal hasil akhir nanti, ya jelas belum ada yang tahu. Namun sebagai tulisan pratinjau, prediksi bisa ditentukan saat itu.

Bagaimana bisa Anda bertaruh seporsi ketoprak dan es teh dengan teman kantor jika tidak melihat rekor pertemuan dan performa tim sebelumnya? Kecuali Anda memang indigo seperti Roy Kiyoshi yang tengah sering jadi bahasan karena program acaranya itu.

Lalu, cara Bung Harry membandingkan argumen saya dengan sebuah hadis pun salah, meski Salah harusnya tak dilibatkan dalam tulisan ini karena ia pemain Liverpool.

Lagipula dengan membandingkan dua hal yang berbeda ini apa Anda tidak takut dituduh menista hadis, yang mana itu adalah sabda Rasulullah?

Konteks yang saya sampaikan dalam tulisan sebelumnya adalah hasil pertandingan United melawan Arsenal, baik yang sudah terjadi dan yang akan datang. Tidak lebih dan tidak kurang. Kalau Bung Harry menganggapnya lain, ya saya maklumi karena persepsi orang menilai tulisan beda-beda.

Jadi, keliru kalau saya dibilang melihat data statistik lepas dari konteksnya. Konteks yang mana? Konteks yang ini?

Cat kuku (Kompas/thinkstock.com)
Cat kuku (Kompas/thinkstock.com)
Besar Belum Tentu Istimewa

Pada pembahasan berikutnya, saya disebut menilai pertandingan United versus Arsenal menjadi besar hanya karena perkelahian yang sering terjadi dalam pertemuan kedua klub. Jika dibaca lebih cermat, dalam tulisan tersebut saya menggunakan frasa "istimewa", lalu perkelahian saya tulis sebagai bumbu.

Ada perbedaan yang cukup terlihat antara "pertandingan besar" dengan "pertandingan istimewa". Ringkasnya, pertandingan besar belum tentu istimewa, dan pertandingan istimewa pun belum tentu besar.

Contoh pertandingan besar belum tentu istimewa: Manchester United bermain imbang 1-1 melawan Arsenal di Old Trafford musim lalu. Pertemuan kedua klub adalah pertandingan besar, tapi hasil seri 1-1 membuatnya jadi tidak istimewa.

Sedangkan pertandingan istimewa belum tentu pertandingan besar adalah: Kekalahan Arsenal atas Brighton 4 Maret lalu. Pertandingan biasa saja, tapi istimewa karena Brighton sebagai klub promosi bisa mengalahkan Arsenal yang merupakan tim besar.

Ya sama, kayak United yang kalah dari klub promosi, Huddersfield pada 21 Oktober tahun lalu (Ini biar enggak dibilang terlalu berpihak pada United).

Nah, kalau Anda protes bahwa saya menilai keistimewaan pertandingan hanya dilihat dari seberapa sering perkelahian, itu benar. Namun Bung Harry sebaiknya menyertakan argumennya sendiri tentang pertandingan yang disebut besar itu seperti apa? Siapa tahu saya malah sepakat dengan itu dan mengoreksi pernyataan saya sebelumnya.

Melakukan Sendiri Apa yang Diprotes

Di awal, Bung Harry memberikan pandangannya tentang saya yang mengurasi (bukan kolam) data, memilah mana yang baik dan menyingkirkan yang buruk. Eh lah, beliau sendiri juga melakukan hal yang sama di akhir-akhir tulisannya. Dari sekian banyak pertemuan kedua klub di Liga Primer, ia memilih laga musim lalu saat Arsenal menang 2-0 atas United di Emirates Stadium.

Ya bagi saya sih tidak masalah, tapi cukup menggelikan, toh?

Terakhir, ia mempersilakan United untuk menang karena fokus Arsenal saat ini adalah Liga Europa. Pernyataan tersebut terkesan bijak dan seolah mempertimbangkan prioritas. Namun, disadari atau tidak, sebenarnya ada rasa pesimistis yang tersirat untuk kemudian dibalut sedemikian rupa.

Betul memang Arsenal harus memprioritaskan Liga Europa setelah kemarin gagal menang atas Atletico Madrid. Maka harus ada salah satu yang dikorbankan untuk mendapatkan hal lain yang lebih besar peluangnya. Saya menaruh hormat yang tinggi pada Arsene Wenger yang akan mengakhiri kontraknya di Arsenal, meskipun saya  masih belum rela kehilangan sosoknya, karena...

Lagi-lagi saya tak masalah dengan "pernyataan bijak" yang disampaikan Bung Harry, karena hanya dengan cara itulah kita bisa menerima segala kemungkinan terburuk. 

Ya, termasuk jika nanti United kalah, saya akan bilang, "Tidak apa-apa kalah, itu kan kado perpisahan untuk Wenger".

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun