Mohon tunggu...
Andar Wibawa
Andar Wibawa Mohon Tunggu... Penulis - Menulis

Menulis membuatku makin asyik mengalir di sungai waktu, mengagumi ini dan itu.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Sudah Setahun Tak Kulihat Jam Dinding

16 September 2022   09:27 Diperbarui: 16 September 2022   13:34 128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Tak berkesudahan

Selesai adalah kata lain dari sementara

Sedangkan harapan mengandung makna selamanya.

Pada dinding kamar kulihat warna-warna

Sedangkan di dalam diri hanya ada warna tunggal

yaitu resah.

Sudah setahun tak kulihat jam dinding

Namun detaknya ada di jantungku

Dirimu adalah jarum panjang kecil penanda detik

Menggerakkan ingatanku.

Kertas-kertas berserakan, sebagian bekas remasan tangan,

Orang-orang berebut paling pagi menginjak jalan raya,

seolah tak punya empati pada perasaan cahaya matahari

kejadian berulang. Aku bosan. Aku bosan

Aku pun bosan berada di sini

Jendela membuka dan menutup sendiri

Tidak, tidak ada angin di sini

Sebelas dua belas dengan kesempatanku

Tak pernah ada, untuk menyatakan keinginanku.

Sudah setahun tak kulihat jam dinding

Tapi suara detaknya tetap menggema di pikiranku

Dirimu adalah suara detak jam dinding itu

Memecah sunyiku. Meremas-remas harapanku.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun