Mohon tunggu...
Agus Salim Fajri
Agus Salim Fajri Mohon Tunggu... Guru - Belajar Setiap Saat

Lahir di Desa Kantan Muara, 25 Agustus 1991 *Riwayat Pendidikan: - SDN Kantan Muara 1 - SMPN 3 Pandih Batu - MAN Maliku - Universitas Palangka Raya. *Organisasi yang diikuti: - Pramuka - KNPI - Persaudaraan Setia Hati Terate

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Membaca Alam

20 Februari 2021   11:03 Diperbarui: 20 Februari 2021   11:32 121
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Akhir-akhir ini kita diperlihatkan dengan fenomena ketergantungan anak terhadap ponsel pintar atau gadget.  Hal ini menimbulkan keprihatinan bagi sebagian orang yang peduli terhadap perkembangan zaman. Tak dipungkiri bahwa kebiasaan bermain game di ponsel lambat laun mengikis budaya-budaya yang telah lama ada di masyarakat. Permainan-permainan tradisional mulai banyak ditinggalkan, bahkan sebagian besar anak tidak tahu tentang jenis-jenis permainan tradisional.

Perkembangan teknologi merupakan suatu keniscayaan. Kita sebagai generasi yang hidup sekarang semestinya harus mempersiapkan diri untuk menghadapi perkembangan teknologi tersebut. Pemanfaatan secara tepat akan menghadirkan berbagai macam hal positif.

Bukan hanya di kalangan dewasa, perkembangan teknologi juga mempengaruhi generasi anak-anak milenial. Berakibat pada munculnya kebiasaan-kebiasaan baru yang dulu belum ada. Interaksi sosial dapat dilakukan secara jarak jauh tanpa harus bertemu. Kita bisa mengobrol tanpa bertatap muka dengan lawan bicara.

Dampak positif dan negatif bergantung kepada cara kita memanfaatkan teknologi yang ada. Kebiasaan ini sebetulnya bisa dimanfaatkan sebagai  peluang untuk merintis usaha. Banyak terdapat toko-toko online berdiri sejak perkembangan teknologi ini. Lebih-lebih setelah pandemi Covid-19 melanda dunia.

Pembelajaran saat ini dilakukan secara jarak jauh tanpa tatap muka. Akibatnya kontrol terhadap anak-anak peserta didik sangat minim. Orang tua yang peduli dengan pendidikan anaknya akan mengawasi dan membimbing secara intensif. Namun, tidak dengan orang tua yang sibuk bekerja atau yang acuh terhadap pendidikan anak. Akibat yang bisa terjadi karena kurangnya pendampingan orang tua adalah rasa malas anak dalam mengikuti pembelajaran atau mengerjakan tugas dari sekolah.

Seandainya di tempat kita tinggal terdapat satu wadah untuk belajar bersama. Tempat untuk mengetahui dan mengembangkan potensi anak-anak yang terdampak pembelajaran jarak jauh. Mungkin akan membantu orang tua yang disibukkan oleh pekerjaan dan tidak sempat mendampingi anak-anaknya belajar.

Salah satu wadah yang mungkin bisa dimunculkan adalah Taman Baca. Konsep taman baca sudah banyak diterapkan di berbagai tempat bahkan sebelum adanya pendemi Covid-19. Dengan adanya taman baca maka akan sangat membantu proses pembelajaran yang saat ini agak terhambat.

Taman baca dapat berisi buku-buku bacaan baik tentang agama, pendidikan, cerita, umum, dan lain sebagainya. Selain buku bacaan, taman baca juga bisa diisi dengan kegiatan lain seperti mengerjakan tugas sekolah secara bersama, kegiatan menggambar, dan menulis. Berbagai macam keterampilan juga sangat memungkinkan untuk dipelajari di taman baca. Keterampilan berkebun, membuat berbagai macam kerajinan, teater, pentas seni, bahkan keterampilan videografi serta jurnalistik dapat dikembangkan. Masih banyak hal-hal lain yang dapat diterapkan dengan adanya taman baca.

Ini merupakan impian yang bisa diwujudkan dengan keseriusan dan tekad yang kuat. Karena untuk melakukan aktifitas atau membangun taman baca tentunya tidak sedikit kendala yang dihadapi. Kendala-kendala seperti belum ada tempat, fasilitas penunjang, tenaga pembimbing, serta dukungan dari pemerintah dan masyarakat. Namun untuk mempersiapkan generasi penerus agar lebih cakap ketika dewasa kelak, pembuatan taman baca ini nampaknya perlu untuk dicoba.

Kantan Muara, 20 Februari 2021.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun