Tuntutlah ilmu sampai negeri Cina. Demikian pepatah yang dikatakan orang bijak bestari dan memang menuntut  ilmu adalah kewajiban semua insan. Bahkan dari sejak belia sampai tua menjelang ajal menjemput jangan pernah berhenti untuk meraup dan mengumpulkan ilmu. Sebab ilmu akan jadi amalan baik yang akan dicatat Tuhan. dan warisan  ilmu pula yang akan dikenang ketika sudah meninggal.
Mendapatkan ilmu, bisa dari mana saja. Bisa dari siapa saja. Dari guru, kyai sampai tukang becak. Dari buku atau petuah serta wejangan. Banyak petuah dari tokoh besar yang layak kamu catat. Kamu masukan dalam hati, dan jadi inspirasi untuk bersikap dan bertindak.Â
Berikut sejumlah petuah dari para kyai pendiri pesantren Gontor yang bisa jadi inspirasimu. Kamu pasti tahu, Pesantren Gontor. Ini adalah pesantren modern yang banyak melahirkan tokoh-tokoh besar. Salah satu tokoh besar yang pernah nyantri di pesantren ini adalah Kyai Haji Hasyim Muzadi yang wafat pada Kamis pagi, 16 Maret 2017.
 1.  Petuah dari Kyai Hasan Abdullah Sahal
Salah satu pendiri Pesantren Gontor adalah Kyai Hasan Abdullah Sahal. Kyai Sahal, adalah kyai yang terkenal lembah lembut. Ia kyai wise. Kyai yang bijak. Ini Salah satu wejangan yang selalu ia katakan pada para santrinya .
" Telah kau sadari bahwa orang baik yang bertempat di pembuangan sampah sekalipun, akan berjasa dan mulia karena ia telah menyingkirkan sampah yang mengganggu masyarakat. Namun sebaliknya, orang jahat sekalipun bertakhta di tempat terhormat, ia adalah perusak dan pengacau masyarakat karena ia sebetulnya adalah sampah."
Wejangan lainnya dari Kyai Sahal, " Berani hidup tak takut mati, takut mati jangan hidup, takut hidup mati saja."
 2.  Petuah Kyai Imam Zarkasyi
Kyai Imam Zarkasyi juga salah satu pendiri Gontor. Ia saudara kandung kyai Sahal. Kyai Zarkasyi juga kyai bijak. Hidupnya bersahaja. Ini, salah satu petuahnya yang bisa jadi bahan renunganmu, agar kamu benar benar bisa seperti dia. Jadi orang yang bijak, tapi percaya diri
"Aku tidak peduli dengan celaan orang-orang yang hanya bisa mencela."
3. Â Petuah Kyai Zaenuddin Fananie
