"Waktu remaja pernah jadi anak nakal Pak?" Pertanyaan itu saya lontarkan ditujukan pada Yuswandi Arsyad Temenggung yang duduk di hadapan saya. Senin malam, 19 Juni 2017, saya sempat ngobrol panjang lebar dengan Sekretaris Jenderal Kementerian Dalam Negeri itu di ruang kerjanya.
Pertanyaan ringan itulah salah satu yang jadi bumbu obrolan ngalor ngidul saya dengan Pak Yus-demikian ia suka dipanggil bawahannya- Senin malam di ruang kerjanya.
Mendengar pertanyaan saya, Pak Yus tertawa kecil. " Maksudnya jadi anak nakal?" Pak Yus malah balik bertanya.
"Maksud saya, apakah dulu waktu masih sekolah, mungkin di SMP atau SMP pernah nakal, misal minum atau tawuran pak," Saya coba menjelaskan maksud pertanyaan saya.
"Oh kalau nakal yang negatif tidak pernah," jawab Pak Yus.
Kemudian ia pun bercerita masa-masa saat dia remaja. Katanya, dulu saat ia masih remaja, saat masih sekolah di SMA, kegiatan serta hobinya sama dengan remaja sebayanya. Hanya saja, kalau soal minum minuman keras atau tawuran, Pak Yus mengaku tak pernah melakukan itu. Tapi ia masih ingat hobinya begadang bersama teman-teman sekolahnya. Bahkan ia begadang bisa sampai dini hari.
Biasanya, sambil begadang ia dan teman-temannya suka main kartu. Atau nyanyi-nanyi. Tapi kata dia, tak pernah begadang sambil nenggak minuman keras, apalagi teler.
" Waktu bujangan, banyak begadang. Ya, bermain saja sampai larut malam," kata Pak Yus.
Kata Pak Yus, orang tuanya sempat mengkhawatirkan hobi begadangnya. Namun kata dia, orang tuanya merasa tenang, ketika prestasi sekolahnya justru moncer. " Prestasi sekolah saya tetap bagus," kata dia.
Soal begadang, katanya, ia punya cerita yang menarik. Ketika itu, ia akan menghadapi ujian sekolah. Tapi malamnya, teman -teman dia ngajak begadang. Karena mau ujian, ia sempat membawa buku pelajaran. Namun buku itu, akhirnya disembunyikan teman-temannya. Alhasil, ia pun begadang tanpa belajar. Padahal besok mau ujian. Tapi untungnya, ketika ujian, ia bisa mengerjakan soal. Bahkan hasilnya pun memuaskan. Teman-temannya pun sampai kaget, tak belajar, tapi nilai ujian tetap kinclong.
"Waktu itu mau ujian, saya begadang. Saya bawa buku. Tapi buku disembunyikan teman saya. Jadilah saya tak baca buku. Besok ujian, saya bisa. Padahal begadang sampai subuh," kata Pak Yus, mengenang kembali masa dia masih hobi begadang.
Pak Yus sendiri  lulusan Cornell University, salah satu universitas bergengsi di Amerika Serikat. Gelar S2 dan S3-nya ia dapat di Cornell. Bahkan di Cornell, ia meraih dua gelar master. Satu gelar Master of Arts dan satunya lagi Master of Science. Sementara untuk S3-nya, ia meraih gelar PhD.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H