Mohon tunggu...
Kang Jenggot
Kang Jenggot Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan swasta

Hanya orang sangat biasa saja. Karyawan biasa, tinggal di Depok, Jawa Barat

Selanjutnya

Tutup

Politik

Disemprot Mendagri Gara-gara "KPK"

18 Juni 2017   01:45 Diperbarui: 18 Juni 2017   02:33 288
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Apakah ada bawahan yang tak pernah ditegur bos? Sepertinya itu jarang terjadi. Pasti seorang bawahan, pernah merasakan satu momen yang tak mengenakan, ketika ditegur oleh pimpinan atau bosnya.

Suatu malam, mendekati tengah malam, saya sempat mengobrol dengan Sekretaris Jenderal Kementerian Dalam Negeri, Yuswandi Arsyad Temenggung. Ia orang penting di Kementerian Dalam Negeri, salah satu kementerian terpenting di republik ini. Bisa dikatakan, dia adalah orang nomor dua setelah Menteri Dalam Negeri, Tjahjo Kumolo, bos Yuswandi sekarang.

Dalam obrolan ngalor ngidul, sembari menyeruput secangkir kopi dan menikmati kudapan kue kering dan basah, saya sempat menanyakan suka dukanya jadi pejabat di Kemendagri. Salah satu yang saya tanyakan, apakah dirinya pernah ditegur atau katakanlah punya konflik dengan bosnya, Mendagri.

Mendengar pertanyaan itu, Yuswandi tertawa. Kemudian baru ia menjawab Kata dia, yang pasti, sebagai bawahan ia pernah ditegur oleh bos. " Saya pernahlah disemprot Pak Tjahjo,," ujar Yuswandi.

Tapi kata dia, teguran bukan bersifat kebencian, karena tak suka secara pribadi padanya. Teguran terkait dengan masalah pekerjaan. Pun saat jadi Sekjen, ia pernah sekali di tegur oleh bosnya, Menteri Tjahjo.

Ia pun kemudian bercerita tentang teguran bosnya itu. Ketika itu, muncul berita yang ramai diberitakan banyak media tentang kasus salah ketik KPK. Kasus itu bermula dari surat untuk KPK yang dikirimkan Kemendagri. Nama lembaga anti rasuah itu salah ketik, bukannya Komisi Pemberantasan Korupsi tapi diketik Komisi Perlindungan Korupsi. Tak pelak kasus salah ketik itu jadi heboh.

Yuswandi mengaku, ketika itu bosnya Menteri Tjahjo langsung menegurnya. Ia pun mengaku salah, karena lalai. Dan ia pun cepat mengkoreksi itu. Bosnya Menteri Tjahjo, memahami jika kasus itu bukan kesengajaan. Tapi karena kelalaian semata.

" Itu bukan kesengajaan, tapi kelalaian, human error," katanya.

Di luar kasus itu, ia mengaku jarang mendapat teguran. Prinsipnya, bekerja saja sesuai aturan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun