Mohon tunggu...
Kang Jenggot
Kang Jenggot Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan swasta

Hanya orang sangat biasa saja. Karyawan biasa, tinggal di Depok, Jawa Barat

Selanjutnya

Tutup

Politik

Rekor Politik Anak Solo

16 November 2016   16:00 Diperbarui: 16 November 2016   16:07 667
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tulisan ini, tak hendak membahas tentang rekor politik yang berhasil ditorehkan Pak Jokowi, Presiden RI yang kelahiran Solo tersebut. Ya, Pak Jokowi memang berhasil menciptakan sejarah. Ia adalah kepala daerah pertama yang jadi Presiden RI.

Bahkan karirnya terbilang lengkap, pernah jadi pengusaha, lalu terpilih jadi Wali Kota di Solo, dan di Pilkada Jakarta 2012, Pak Jokowi sukses memenangi pemilihan gubernur. Setelah itu Pak Jokowi berlaga di pemilihan presiden bersama Pak Jusuf Kalla. Rivalnya Pak Prabowo dan Hatta Rajasa. Sejarah pun mencatatkan, Pak Jokowi dan Pak Kalla jadi kampiun pemilihan alias jadi jawara Pilpres.

Nah, yang hendak saya ceritakan bukan tentang Pak Jokowi, tapi masih ada kaitannya dengan mantan Wali Kota Solo tersebut. Saya mau bercerita tentang Pak Tjahjo Kumolo. Dia mantan Sekretaris Jenderal PDIP. Saat ini, Pak Tjahjo dipercaya oleh Pak Jokowi jadi pembantunya di kabinet.

" Saya lahir di Solo, sama dengan Pak Jokowi. Tapi bukan berarti saya dan Pak Jokowi nepotisme ya," kata Tjahjo Kumolo saat berpidato di hadapan para camat, kepala desa dan kelurahan se-Grobogan, di pendopo Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah, Jumat, 11 November 2016. Ikut hadir di acara tersebut, Wakil Gubernur Jawa Tengah, Hadi Sujatmoko dan Bupati Grobogan, Sri Sumarni.

Ya, Tjahjo memang lahir di Solo, sama seperti Jokowi. Tjahjo lahir pada 1 Desember 1957, sementara Jokowi lahir pada 21 Juni 1961. Jokowi dan Tjahjo juga satu partai, yakni PDIP. Meski dari sisi karir di partai, Tjahjo bisa dikatakan seniornya Jokowi. Tjahjo pernah jadi Sekjen PDIP. Sedangkan Jokowi karirnya di partai hanya sebagai anggota. Belum pernah Jokowi misalnya jadi ketua ranting, atau ketua partai tingkat kabupaten atau pun provinsi. Namun dari sisi pencapaian politik, siapa pun tahu, Jokowi adalah Presiden RI. Posisi puncak dari pencapaian karir seorang politisi.

Tapi dari sisi asam garam politik atau pengalaman politik, Tjahjo jelas 'mengalahkan' Jokowi. Jejak karir Tjahjo melintang dari sejak zaman Orde Baru. Bahkan menurut Wakil Gubernur Jawa Tengah, Heru Sudjatmoko, saat didaulat memberi kata sambutan diacara yang sama, Tjahjo Kumolo telah menciptakan rekor tersendiri dalam karir politiknya.

" 26 tahun beliau sudah jadi Anggota DPR," kata Heru.

Tidak hanya itu, kata Heru, enam periode lamanya atau 30 tahun Tjahjo jadi Anggota DPR. Mungkin kata dia, tak ada anggota wakil rakyat lainnya yang menyaingi rekor politik Tjahjo Kumolo. " Sepertinya belum ada yang mau nyiangi beliau, 6 periode lamanya jadi anggota DPR," katanya.

Tjahjo memang lama berkarir di Senayan. Ia pertama kali jadi anggota DPR pada 1987. Terakhir ia jadi anggota DPR pada 2010. Padahal Tjahjo terpilih lagi pada 2014. Tapi karena jadi Menteri, ia mengundurkan diri dari jabatannya sebagai anggota DPR dan juga Sekjen PDIP.

Pengalaman politiknya terentang sejak dari zaman Pak Harto berkuasa. Ia pernah aktif di Golkar. Tapi karena berbeda pandangan dengan Akbar Tandjung, Tjahjo memilih hengkang. Ia kemudian berlabuh di kandang banteng moncong putih, hingga kemudian oleh Megawati, pasca kongres di Bali, dia didapuk jadi Sekjen.

Tidak hanya itu, saat pemilihan presiden, Tjahjo juga dipercaya jadi ketua tim sukses pasangan Jokowi-Jusuf Kalla. Terbukti di bawah komando Tjahjo, akhirnya jagoan yang diusung PDIP, Hanura dan NasDem itu sukses keluar jadi pemenang pemilihan.

Saat berbicara di Grobogan, di hadapan para kepala desa, camat dan seluruh kepala dinas se-Grobogan, Tjahjo juga menceritakan bedanya anggota DPR dulu dan sekarang. Kata dia, ia pernah merasakan gaji anggota dewan yang hanya 900 ribuan. Sekarang sudah enak, gaji wakil rakyat sudah tembus ratusan juta. Bahkan kata dia, ia jadi menteri, dari sisi gaji sebenarnya turun derajat.

" Sekarang saya di birokrasi dengan gaji 20 jutaan," katanya.

Tjahjo juga berseloroh tentang enaknya jadi politisi Senayan. Menurut dia, jadi anggota DPR adalah profesi paling enak sedunia. Bebas ngomong, koar-koar, kritik kanan kiri, caci maki, tapi di gaji selangit.

" Profesi paling enak sedunia itu jadi anggota DPR," kata Tjahjo.

 

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun