Mohon tunggu...
Kang Jenggot
Kang Jenggot Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan swasta

Hanya orang sangat biasa saja. Karyawan biasa, tinggal di Depok, Jawa Barat

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Bupati Hebat dari Tanah Bugis

13 April 2016   08:44 Diperbarui: 13 April 2016   09:13 289
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Ternyata banyak kepala daerah yang punya prestasi moncer. Punya jejak kerja yang dirasa nyata oleh warganya. Jadi, kepala daerah 'hebat' tak hanya Tri Rismaharini, Ridwan Kamil, Ahok, Suyoto, Azwar Anas, Nurdin Abdullah dan Yoyok Riyo Sudibyo.

Ada kepala daerah yang juga punya prestasi kerja tak kalah seperti mereka. Hanya saja, dia jarang terekspos media. Tapi, kerjanya nyata, tak hanya wacana, atau sekedar banyak diberitakan. Dia adalah Bupati Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan, Hatta Rahman.

Suatu waktu di Bandara Hasanuddin, Maros, saya bertemu dengan seseorang lelaki. Dia mengaku warga Kabupaten Maros. Ternyata dia juga hendak ke Jakarta. Bahkan saya bakal satu pesawat dengannya. Dia di kelas bisnis, sementara saya di kelas ekonomi.

Di sela-sela menunggu panggilan untuk masuk pesawat, saya dan dia ngobrol ngalor ngidup. Ia bercerita, tentang Hatta sang bupati. Kata dia, Hatta bisa dikatakan salah satu bupati hebat di Sulawesi Selatan. Di tangan Hatta yang juga seorang insinyur, Maros berkembang pesat.

" Tahu tidak mas, waktu mulai menjabat jadi bupati, dia itu ditinggalin utang, peninggalan bupati sebelumnya. Jadi APBD Maros defisit ketika itu," kata dia.

Utang APDB pun, jumlahnya bukan puluhan juta. Tapi, ratusan milyar. Ia kemudian bertanya pada temannya yang ikut nimbrung mengobrol. " Berapa utang APBD Maros ketika itu?" tanyanya.

Temannya, ternyata seorang pegawai di Provinsi Sulawesi Selatan. " Defisit APBD Maros 160 milyar," katanya.

Namun, di tangan Hatta, defisit APBD itu bisa ditanggulangi. Bahkan, katanya, saat masa jabatan Hatta di periode pertama berakhir, anggaran Kabupaten Maros justru berlebih alias masih ada saldo. " Dia tinggalkan saldo 100 milyar lebih," kata dia.

Hatta memang jarang terekspos. Dia tak seperti Bupati Bantaeng yang disorot media. Hatta juga sepertinya tak terlalu suka di blow up. Padahal, prestasi Hatta tak kalah kinclong dengan Nurdin Abdullah, Bupati Bantaeng. " Di era dia, Maros berkembang. Jalan-jalan bagus. Bahkan dia berhasil melakukan betonisasi jalan sejauh 100 kilometer. Sampai jalan-jalan kecil dibeton," kata dia.

"Wah raja Midas dong kalau begitu," kata saya. Raja Midas sendiri adalah seorang raja dalam mitologi Yunani. Raja nan sakti, karena yang disentuhnya bakal jadi emas. Maka, istilah raja Midas kerap disematkan pada orang-orang sukses. Orang-orang yang punya prestasi gemilang.

"He.he.he ya seperti itulah mungkin" katanya.

Tidak hanya itu, Maros kini dikenal sebagai kabupaten digital di tanah Bugis. Kondisi Maros, bisa dipantau via handphone. Dinas Komunikasi dan Informasi di Maros, mengembangkan aplikasi yang bisa diunduh via Google Store. Lewat aplikasi itu pula, warga Maros dimana pun dia berada bisa memantau pojok-pojok kabupatennya hanya lewat aplikasi tersebut.

Ya, aplikasi tersebut memang berisi rekaman CCTV yang dipasang Pemkab Maros dibanyak titik. Rekaman secara live itulah yang bisa dinikmati via aplikasi yang dapat di unduh lewat Google Store.

Tidak hanya aplikasi untuk memantau Maros secara live yang dikembangkan. Di era Hatta pun, warga dipermudah untuk dapat mengakses internet. Kini, jaringan Wifi sudah sampai di kantor kelurahan atau desa. Jadi, cukup dari kantor kelurahan, masyarakat bisa berinternet ria.

" Begitulah kinerja bupati kami," katanya.

Maros di era Hatta pun, kata dia, pernah meraih penghargaan Adipura tiga kali berturut-turut. Bahkan, dari sisi laporan keuangan, Maros di tangan Hatta, selalu kinclong. Padahal selama ini, laporan keuangan Maros selalu mendapat predikat disclaimer. Namun, di era Hatta, laporan keuangan Maros berubah, selalu dapat predikat Wajar Tanpa Pengecualian alias WTP dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).

Hatta sendiri kini terpilih lagi untuk kedua kalinya. Bersama dengan Harmil Mattotoran, wakilnya sekarang Hatta kembali menang dalam pemilihan kepala daerah serentak yang digelar awal Desember tahun kemarin. Bahkan kemenangannya mencapai 70 persen.

"Artinya dia dipercaya warganya," ujarnya.

Ya, yang diperlukan republik ini, adalah orang-orang yang tak banyak bicara, tapi sungguh bekerja. Orang-orang yang mendedikasikan dirinya untuk perubahan. Untuk rakyat. Untuk khalayak.

Karena, sehebat apapun seorang pemimpin, yang dicatat bukan gaya bahasa yang cerdas, janji hebat, atau gestur santun. Tapi yang akan dicatat dan diingat publik adalah jejak kerjanya. Mereka yang meninggalkan legacy baik yang akan dicatat dengan tinta emas.

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun