Mohon tunggu...
Kang Jenggot
Kang Jenggot Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan swasta

Hanya orang sangat biasa saja. Karyawan biasa, tinggal di Depok, Jawa Barat

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Hati-hati dalam Menulis Berita

26 Februari 2016   14:44 Diperbarui: 26 Februari 2016   21:02 325
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Soal ini, saya punya cerita lain. Alkisah, saat digelar acara Munas Asosiasi Pemerintahan Provinsi Seluruh Indonesia ( APPSI). Saat itu, muncul berita di sebuah portal berita lokal, bahwa ada gubernur yang mengikuti Munas, asyik merokok dalam ruangan yang jadi tempat acara. Beritanya pun disertai foto. Memang ada foto Pak Reydonnyzar Moenek, penjabat Gubernur Sumatera Barat ketika itu, yang tampak seperti menghisap rokok. Dibibirnya terselip sebatang rokok. Sayang, wartawan dan juru foto yang menulis dan memotret berita tak jeli dan tak mau mengkonfirmasi ulang, apakah benar Reydonnyzar merokok. Sebab, tak ada asap yang mengepul dari batang rokok yang terselip di bibir sang penjabat gubernur. Bagi yang tak kenal Reydonnyzar, mungkin akan langsung memvonis, dia memang perokok. Dan, boleh jadi akan dicap, perokok yang tak tahu aturan.

Setelah melihat dan membaca berita itu, saya langsung sampaikan ke Reydonnyzar, kala bertemu di Kementerian Dalam Negeri di sebuah acara. Reydonnyzar kaget. Katanya, dia bisa saja menuntut media yang memuat dan menyimpulkan foto dia sedang merokok. Katanya lagi, media yang bersangkutan mestinya mengkonfirmasi atau mengklarifikasi kepadanya, apakah benar dia merokok di dalam ruangan. Ya, begitulah, karena kemalasan akan pentingnya akurasi, berita pun salah. Reydonnyzar bukan perokok. Tapi, dia memang punya kebiasaan membaui rokok dan menyelip-nyelipkan batang rokok di bibirnya. Kata dia, itu adalah caranya untuk tak merokok. Kembali lagi, sayang informasi itu kadung tersebar di ruang publik.

Sayang, berita kadung dibewarakan. Informasi sudah menjejali ruang publik. Benar kata Pak Bagir, di era digital, media dituntut untuk membuat berita yang lengkap, juga akurat. Kedalaman berita dibutuhkan, dan tetap berpijak pada fakta. Akurasi harus jadi nomor satu, jangan kemudian jadi nomor sepatu. Semoga...

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun