Mohon tunggu...
Kang Jenggot
Kang Jenggot Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan swasta

Hanya orang sangat biasa saja. Karyawan biasa, tinggal di Depok, Jawa Barat

Selanjutnya

Tutup

Politik

Ketika Pak Menteri Heran dengan Demo Nyasar PPP

24 Desember 2015   14:00 Diperbarui: 24 Desember 2015   14:42 700
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

" PGI tak ada kaitan apa-apa dengan apa yang terjadi dengan PPP, termasuk dengan sikap dan keputusan Yasona Laoly sebagai Menteri Hukum. Betul Yasona adalah warga gereja, tapi sikap dan keputusan beliau terkait PPP, itu dalam kapasitasnya sebagai pejabat negara, bukan dalam kaitan dengan PGI," tutur Bang Jeirry.

Waduh, membaca itu saya makin heran, bahkan agak geli. Membuat umat Islam di Indonesia dan dunia menderita? Dimana penderitaannya? Dan lewat cara apa Menteri Yasona membuat susah umat muslim sedunia?

Pertanyaan-pertanyaan dengan perasaan geli itu menggayut begitu saja dibenak. Tapi, sampai kening berkerut, saya tak menemukan jawabannya yang masuk akal, atau bisa diterima akal sehat saja. Atau jangan-jangan akal saya yang tak sehat, sehingga tak mampu mencerna tuntutan para pendemo yang 'maha canggih' itu. Dan yang berbahaya, jika ini disalahpahami terus dikipasi oleh orang yang doyan memprovokasi. Ingat, masalah SARA itu, masalah yang sensitif. Jadi, harus hati-hati, tak asal cuap dan cerocos tentang isu sensitif itu. Apalagi, asal tuding tanpa bukti, hanya atas dasar asumsi dengan perkiraan-perkiraan sempit.

Tapi sudahlah, di alam demokrasi, segeli, selucu, se-tak nyambung apa pun aspirasi yang disuarakan, kita harus hormati. Hanya saja, nuwun sewu, kok saya geli saja mendengarnya. Namun, tetap saja kita harus menghormati setiap aspirasi yang disampaikan siapapun. Asal aspirasi yang disuarakan dilakukan dengan cara damai, dewasa, dan ceras. Tidak kemudian dibumbui oleh aksi bakar ban, blokade jalan, atau merusak fasilitas publik, apalagi berbuat onar. Saya kira demontrasi model seperti itu, bukan demonstrasi, tapi aksi dari orang yang tak tahu bagaimana 'narsis' dengan cerdas.

Pak Menteri Tjahjo juga menyayangkan, kenapa pendukung PPP yang mendemo Menteri Yasona, membumbui aksinya dengan bakar poster, bahkan dengan kata-kata kotor menghujat sang menteri. Menurut dia, demo seperti itu tak tepat. Karena siapa pun menteri, pejabat atau bahkan ketua umum pasti malas menerima delegasi pendemo yang datang dengan umpatan, dan hujatan serta bersikap kasar.

 

"Posternya ditulis Laoly misionaris segala hubungannya apa?" kata Menteri Tjahjo tak habis pikir dengan aksi demo pendukung Djan Faridz. 

Ya mungkin, kalau boleh saya simpulkan dari pesan Pak Menteri itu adalah silahkan berdemo, tapi mbok yang dewasa dan cerdas gitu lho.

Selamat tahun baru. Selamat nyasar berdemo. Dan, semoga seluruh rakyat Indonesia tak nyasar hidup di tahun depan.

 

 

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun