Publik tentu masih ingat, ketika dengan gagah Pak Surya Paloh, mengatakan, bila ada kader partai Nasional Demokrat yang dinakhodainya terjerat kasus korupsi, lebih baik NasDem di likuidasi atau dibubarkan.
Janji atau pidato yang gagah. Dan, pasti gagah karena yang melontarkan adalah Pak Paloh, tokoh yang garang kalau sudah berpidato. Coba lihat saja, semua pidato Pak Paloh, terutama yang direkam Metro TV, stasiun televisi miliknya, selalu menggelegar, dengan suara bas membahana.
Pak Paloh pun kini terbelit janjinya. Dua kader terbaiknya, Pak OC Kaligis dan Mas Rio Capella, terjerat kasus korupsi. Bahkan, keduanya terjerat dalam kasus yang sama yakni kasus korupsi dana bantuan sosial yang juga menyeret Pak Gubernur Sumatera Utara, Gatot Pudjo Nugroho. Pak Kaligis terseret terlebih dahulu. Bahkan, kini Pak Kaligis mesti duduk di kursi terdakwa di pengadilan Tipikor. Sementara Mas Rio, di umumkan belakangan sebagai tersangka oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Siang tadi, kawan saya mengirimkan pesannya via layanan Blackberry Messenger (BBM). Dalam pesannya, ia ingin ikut urun komentar tentang janji Pak Paloh mau bubarkan NasDem, bila ada kadernya terseret korupsi. Janji itu kini memang tengah ramai ditagih para netizen di lapak Twitter. Mungkin kaean saya ini juga terpengaruh ikut-ikutan menagih janji Pak Paloh, bosnya Metro TV.
" Mbok kalau janji itu jangan bombastis, terbelitlah sekarang," kata kawan saya via BBM.
Saya pun tergoda menanggapi. Dan saya pun membalas pesan kawan saya itu. " Ya, namanya politisi bro, ya harus berjanji dengan gagah. Biar dapat aplause atau tepuk tangan dari publik," kata saya.
Tak menunggu lama kawan saya sudah membalas lagi. " Ya tapi janjinya yang realistis. Pak Paloh kan politisi bukan anak kemarin sore. Janji bubarkan partai itu berat. Ya, harusnya cerdas dikit dalam berjanji. Boleh berjanji, tapi bila ditagih ada cara untuk berkelit., tapi tak malu gitu lho," begitu balasan dari kawan saya panjang lebar.
" Wah, kamu meremehkan Pak Paloh nih, sampai menyebut Pak Paloh kurang cerdas. Dia politisi bangkotan lho, politisi senior, " kali ini saya komentari tanggapannya yang panjang lebar itu.
" Lha apa tak boleh saya sebut Pak Paloh kurang cerdas. Boleh kan? Saya bukan ngajari, cuma sekarang dia bingung sendiri, " kata kawan saya lagi.
Menurut kawan saya, harusnya Pak Paloh tak berjanji seperti itu. Pak Paloh pasti tahu, dunia politik itu penuh godaan. Banyak contoh, politisi yang akhirnya menyerah dan takluk oleh syahwat kekuasaan. Korupsi pun dilakukan. " Pak Paloh harusnya tahu, bahwa yang jadi kadernya itu, bukan malaikat. Tapi manusia biasa, bahkan mungkin banyaknya yang menjadikan partai sebagai lahan mencari 'makan'," kata kawan saya lagi.
Saya diam saja, coba menyimak celotehan teman saya.