Sayang, saya belum menemui pemimpin seperti itu. Andai pun ada, dia ada di luar sistem kekuasaan formal. Seperti Kyai Gus Mus (Kyai Mustofa Bisri) misalnya. Dia, menurut saya adalah pemimpin yang mendekati dengan hati, menggerakan dengan rasa. Sehingga, yang dibawah tunduk takzim lalu menghormati. Sayang seribu sayang, Kyai Gus Mus bukan bupati, bukan pula gubernur. Dan kenapa pula, yang selalu saya temui, pemimpin yang berisik, tukang gaduh dan pencipta gemuruh.
Kapan, di negeri ini, akan banyak pemimpin seperti Kyai Gus Mus? Entahlah, rumput yang bergoyang pun sepertinya tak bisa menjawab. Sebab yang ada, hanya pemimpin yang pintar ngomel dan banyak wacana.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H