Dalam pertemuan sambil mereguk secangkir teh, Buyung kata Tjahjo, banyak bercerita tentang kariernya dari bawah hingga jadi pengacara sukses. Kemudian Buyung mengajak Tjahjo berdiskusi dan bercerita tentang permasalahan yang menimpa pengacara senior OC Kaligis.
" Beliau juga banyak bercerita tentang pengalaman dan kedekatannya dengan almarhum Bapak Taufiq Kiemas yang banyak memberikan perhatian kepada Bapak Adnan Buyung," kata Tjahjo.
Di sela-sela obrolan dengan Buyung, tiba-tiba dua staf dan seorang Putri Buyung datang. Mereka pun kemudian bergabung mengobrol. Sore itu, Buyung tak kelihatan sedang sakit. Ia tampak bersemangat. Bahkan banyak memberikan wejangan.
" Beliau sebagaimana kebiasaannya waktu sore ketemu masih semangat dan memberi semangat kepada saya untuk terus mengabdi sebanyak-banyaknya untuk kepentingan masyarakat dalam setiap kebijakan sebagai Mendagri," tutur Tjahjo.
Saat berbincang sore itu, Buyung tampak sehat bugar, tak menunjukkan sedang sakit. Satu jam ia bercengkrama dengan Buyung. Waktu hendak pamit pulang, ia berjanji akan kembali datang bertamu ke rumah Buyung. Tapi, takdir berkata lain. Rabu, 23 September 2015, ia menerima kabar, Buyung dipanggil Tuhan. Ia pun merasa kehilangan sosok yang dikagumi dan dihormatinya.
" Di hari yang baik beliau menghadap sang Maha Pencipta. Selamat jalan bapak Adnan Buyung Nasution, kita semua masih mengingat pikiran dan semangat juangnya dalam setiap pernyataan dan pembelaannya di persidangan," kata Tjahjo, mengakhiri ceritanya tentang Buyung.
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H