Mohon tunggu...
Kang Jenggot
Kang Jenggot Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan swasta

Hanya orang sangat biasa saja. Karyawan biasa, tinggal di Depok, Jawa Barat

Selanjutnya

Tutup

Politik

Cerita tentang Seorang Dirjen yang Disegani Para Gubernur

23 September 2015   19:04 Diperbarui: 23 September 2015   20:17 837
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Ketika awal datang ke kantor Kementerian Dalam Negeri, sesaat usai dilantik menjadi Menteri Dalam Negeri, Tjahjo Kumolo bercerita, bahwa dulu di era Soeharto, kementerian yang sekarang dipimpinnya begitu disegani serta berwibawa. Bahkan, seorang Direktur Jenderal bisa memanggil gubernur atau bupati. 

Tjahjo menceritakan itu ketika ia beramah tamah dengan jajaran pegawai Kementerian Dalam Negeri yang hendak dipimpinnya. Saat itu, baru saja Tjahjo dilantik di Istana. Usai di lantik oleh Presiden Joko Widodo, ia langsung bergegas ke kantor Kementerian Dalam Negeri yang memang letaknya tak begitu jauh dari Istana Merdeka.

Dengan mengenakan batik coklat, Tjahjo menceritakan kembali kisah seorang Dirjen yang menurutnya dulu disegani. Dirjen tersebut, katanya bernama Sutoyo NK. Dia, adalah Dirjen Kesbangpol yang dulu bernama Dirjen Sospol. Saat itu, ia masih aktif di Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI), sebagai ketua umum. Ia ingin, Ditjen Kesbangpol atau Kesatuan Bangsa dan Politik seperti Dirsospol era Sutoyo NK, yang mampu membangun koordinasi, hingga disegani. Karena ia melihat kian kesini tingkat koordinasinya kurang.

"Saya ingin Kesbangpol itu kayak Dirsospol dulu. Saya alami dulu sebagai Ketum KNPI dengan Sutoyo NK. Itu udah berkuasa banget, bisa manggil gubernur, bupati, wali kota. Jadi stabilitas pemerintahan dibahas di sini," tutur Tjahjo.

Tjahjo pun kemudian, mengisahkan kenapa ia sampai jadi Mendagri. Awalnya ia ditawarkan tiga posisi yakni Menteri Pertahanan, Menteri Luar Negeri dan Menteri Dalam Negeri. Setelah ia pikirkan, Menteri Luar Negeri itu idealnya adalah orang yang pernah jadi diplomat. Sementara dia bukan diplomat.

" Kemarin Presiden menimbang-nimbang saya mau dimana. Dikasih suruh milih tiga. Yang satu enggak mungkin. Menlu kan harus orang diplomat. Tinggal Menhan atau di sini (di Kemendagri). akhirnya ditunjuk di sini," ujarnya.

Tjahjo juga menceritakan pengalamannya selama jadi anggota parlemen. Enam periode ia tugas di Senayan. Satu periode di Komisi pemerintahan dalam negeri. Tjahjo masih ingat, ketika tugas di komisi pemerintahan mitra kerjanya adalah antara almarhum Yogi S Memet, Mendagri saat itu.

" Dirsospol-nya ya Sutoyo NK," kata dia.

Kemudian lima periode atau 25 tahun, ia di Komisi I. Ketika itu Tjahjo masih ingat, Menteri Pertahanannya masih Jenderal Poniman. Dan selama di Komisi I, ia juga pernah mengalami bermitra kerja dengan Kepala BIN, Yoga Sugama, salah satu kepala intelijen yang disegani saat itu.

"Mulai dariMenhan-nya Pak Poniman, Kepala BIN-nya Pak Yoga Sugama, saya alami," katanya.

Tjahjo pun ingin, Kemendagri kembali seperti dulu jadi kementerian yang disegani. Dan itu bisa terwujud, bila komando pimpinan berjalan. Ia pun ingin, satu komando di Kemendagri. Sehingga semua bisa cepat dan efektif.

" Tadi pagi saya juga sudah SMS dengan Sekjen. Ini ada keluhan gubernur untuk menentukan Sekda kok lama banget. Ini juga saya kira harus dipercepat," ujar Tjahjo.

 

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun