Mohon tunggu...
Kang Jenggot
Kang Jenggot Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan swasta

Hanya orang sangat biasa saja. Karyawan biasa, tinggal di Depok, Jawa Barat

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Pesan Ibu Menteri, Rajinlah Shalat Lima Waktu, Jauhi Narkoba

22 September 2015   19:45 Diperbarui: 22 September 2015   19:45 324
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sabtu malam minggu, 2 Mei 2015, saya datang berkunjung ke Kampus Institut Pemerintahan Dalam Negeri. Saya dengan beberapa wartawan datang sore hari jelang petang. Malam hari sehabis magrib, kami diminta untuk datang ke Balai Rudini, salah satu gedung pertemuan di Kampus IPDN, Jatinangor.

Suasana sekitar gedung sudah semarak. Siswa IPDN baik pria maupun wanita berlalu lalang sekitar gedung Balai Rudini. Di depan, tepat di pelataran Balai Rudini, jejeran stand di pasang. Malam makin remang. Kami pun dipersilahkan masuk ke dalam gedung. Di dalam gedung, meja-meja bundar bertaplak putih sudah di pasang memenuhi ruangan. Depan ruangan, sebuah panggung telah ditata sedemikian rupa.

Ya, malam itu adalah puncak dari rangkaian IPDN Expo. Menurut panitia banyak kegiatan yang dilakukan, mulai dari pameran, diskusi, hingga lomba karya ilmiah, yang pesertanya juga melibatkan mahasiswa dari universitas lain, seperti Unpad, ITB dan Ikopin yang memang kampusnya satu wilayah dengan IPDN, sama-sama ada di Jatinangor.

Puncak acara IPDN Expo sendiri adalah pengumuman pemenang Putri Nusantara, semacam kontes pemilihan putri kampus yang diadakan internal perguruan tinggi plat merah tersebut. Pesertanya praja putri IPDN. Malam makin merambat, ketika di pintu masuk terjadi kehebohan. Ternyata kehebohan itu karena Putri Indonesia, Anindya Kusumaputri yang datang. Para praja yang sudah duduk di kursinya masing-masing pun, langsung saling berlomba mengeluarkan kameranya. Kilatan blitz kamera silih berganti menghiasi ruangan.

Dengan anggunnya, sosok semampai Putri Indonesia melenggang melangkahkan kaki menuju tempat yang disediakan tepat di depan panggung. Semua mata tertuju padanya. Termasuk mata saya tentunya he.he.he.

Tak lama terjadi kehebohan lagi. Kali ini yang datang dan membuat heboh bukan karena datangnya putri yang lain. Tapi yang datang adalah Menteri Dalam Negeri, Tjahjo Kumolo, yang datang di temani istri tercintanya, Erni Guntarti. Ikut bersama Mendagri, para pejabat di lingkungan Kemendagri dan juga Rektor IPDN yang saat itu masih dijabat oleh Suhajar Diantoro. Para praja pun berdiri untuk menghormati kedatangan Mendagri. Setelah itu, rombongan Mendagri dipersilahkan untuk duduk di tempat yang telah dipersiapkan.

Acara pun dimulai. Pembawa acara mulai membacakan susunan acara yang digelar malam itu. Lalu, sebagai pembuka, ditampilkan pementasan tarian yang diperagakan para praja IPDN. Ada tarian dari Papua, lalu dari Aceh dan Kalimantan. Sampai kemudian istri Mendagri, Erni Guntarti didaulat untuk memberi kata sambutan.

Saya sendiri sebenarnya jarang melihat dan meliput Ibu Mendagri. Bahkan mendengar Ibu menteri berpidato, mungkin ini yang pertama kali. Memakai jilbab, Ibu menteri tampak anggun. Dengan suara lembutnya, Ibu menteri yang juga seorang dokter memulai kata sambutannya.

Menurut Ibu menteri, sebagai istri Mendagri ia adalah ibu asuh para praja. Dan, ia sangat gembira, bisa datang ke IPDN, dan bertemu muka langsung. Kemudian dengan suara lembut, ibu menteri memberikan pesan atau wejangannya.

" Saya harapkan para Praja bersemangat, rajin selalu menuntut ilmu," ujar Ibu menteri.

Katanya, jangan sia-siakan kepercayaan orang tua yang telah susah payah menyekolahkan hingga masuk IPDN. Apalagi yang masuk IPDN, adalah siswa pilihan. Tak lupa kepada siswa IPDN yang sudah senior Ibu menteri berpesan, bergaulah dengan baik, bimbing adik kelas dengan penuh cinta kasih. Dan ini wejangan Ibu menteri yang tercatat sampai sekarang di benak saya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun