Mohon tunggu...
Kang Jenggot
Kang Jenggot Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan swasta

Hanya orang sangat biasa saja. Karyawan biasa, tinggal di Depok, Jawa Barat

Selanjutnya

Tutup

Politik

Koleksi Keris dan Jam Tangan Mendagri

12 September 2015   01:29 Diperbarui: 12 September 2015   02:20 385
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Sosok laki-laki berbaju dan bercelana panjang warna hitam keluar dari lift. Beberapa wartawan yang sedang duduk-duduk di meja dekat pintu masuk ruangan Pusat Penerangan Kementerian Dalam Negeri, berhamburan mendekati lelaki tersebut. Hari itu, Rabu, 9 September 2015. Malam sudah dijelang. Suasana di gedung utama komplek Kementerian Dalam Negeri, sudah tak sehiruk pikuk seperti siang dan sore tadi saat ribuan pegawai masih bekerja.

Sementara petugas pengamanan dalam atau Pamdal Kemendagri, sigap berdiri dan menganggukkan kepala tanda hormat. Lelaki berbaju hitam itu tak lain adalah Menteri Dalam Negeri, Tjahjo Kumolo. Sebagai bos di Kemendagri, tentu Tjahjo adalah sosok yang paling diburu oleh wartawan yang biasa ngepos liputan di kementerian tersebut.

Wajahnya terlihat sedikit lelah. Namun, ketika wartawan sudah merubungnya, senyum tersungging di bibirnya. Setelah menanya kabar dan berbasa-basi, satu persatu wartawan yang merubung Tjahjo, berebut melontarkan pertanyaannya masing-masing.
" Entar diurut satu persatu dulu," kata Tjahjo meminta para wartawan agar bertanya satu persatu, tak saling berebut mengajukan pertanyaan.

Menteri Tjahjo pun dengan sabar meladeni, menjawab satu persatu pertanyaan yang diajukan padanya. Karena di rasa cukup, Mendagri melangkah menuju mobilnya. Namun, tetap saja wartawan mengekornya. Bahkan pertanyaan demi pertanyaan dilontarkan.

Mendagri pun semberi berjalan, memberi jawaban. Saat sudah mendekati mobil yang sudah menunggunya tepat di depan pintu lobi, beberapa wartawan masih juga mengajukan pertanyaan. Salah seorang wartawan, bahkan dengan semangat bertanya pada Tjahjo tentang koleksi keris yang dimilikinya. Ya, Menteri Tjahjo kabarnya pengkoleksi keris. Terpaksa, Menteri Tjahjo pun berhenti lagi, meladeni pertanyaan wartawan.

" Wah koleksi saya banyak. Kalau diceritakan semuanya, kamu enggak bisa tidur nanti, he.he.he.he," jawab Menteri Tjahjo.

Wartawan penanya keris, sepertinya tak puas. Kali ini dia menanyakan soal koleksi jam tangan. Menteri Tjahjo hanya tertawa mendengarnya. Mungkin dia teringat berita hebohnya jam tangan yang dipakai Ketua DPR, Setya Novanto kala bersalaman dengan Donald Trump, di Amerika Serikat. Ya, cerita jam tangan Setya Novanto memang sempat heboh di media sosial, karena kabarnya berharga milyaran rupiah.

Mendengar pertanyaan soal jam tangan, Menteri Tjahjo kemudian memperlihatkan jam tangan warna perak yang melingkar di tangannya.

" Ini jam tangan saya yang paling mewah, Omega," ujarnya.

" Punya berapa pak? Dan harganya berapa? buru si wartawan seperti tak sabar.

" Ha.ha.ha berapa yah," kata Menteri Tjahjo.

" Milyaran pak? Seperti punya Pak Novanto (Setya Novanto)?" tiba-tiba seorang wartawan lain ikut nyeletuk, bertanya harga jam tangan yang dipakai Menteri Tjahjo.

" Enggaklah, enggak milyaran. Sudah yah," katanya.

Menteri Tjahjo pun terlihat seperti akan melangkahkan kaki. Tapi, sepertinya para wartawan yang masih merubungnya coba menahannya, dengan kembali mengajukan pertanyaan. Pertanyaan lain pun diajukan. Kali ini ada yang bertanya soal pertemuan antara Menko Rizal Ramli dengan Megawati di kediaman Ketua Umum PDIP tersebut.

"Pak Rizal akrab dengan Ibu Mega. Pak Darmin (Darmin Nasution) juga lama akrab dengan Ibu Mega," jawab Menteri Tjahjo.

Seorang wartawan kembali mengajukan pertanyaan. " Pertemuan terkait apa pak? Dan soal pernyataan Pak Rizal tentang mafia pulsa listrik tanggapan bapak bagaimana".

Menteri Tjahjo terlihat menyunggingkan senyum. Kemudian setelah itu ia menjawab pertanyaan. " Kalau kaitannya panjang," katanya.

Seperti tak puas, si wartawan kembali bertanya. Pertanyaan sama, minta tanggapan soal pernyataan Menko Rizal.

" Mosok menteri komentari menteri," ujar Menteri Tjahjo sambil melangkah ke mobilnya. Pintu mobil sejak tadi sudah dibuka ajudannya. Setelah itu Tjahjo masuk mobil, dan hendak duduk. Tapi, seorang wartawan tiba-tiba mendekatinya dan bertanya. Si wartawan, meminta tanggapan Menteri Tjahjo terkait dengan permintaan Rektor IPDN, Ermaya Suradinata, yang meminta Mendagri menegur Gubernur Jakarta, Ahok, karena telah mengusulkan pembubaran IPDN.

" Lho ke Rektor dong tanya. Rektor yang ngomong dong, masak saya," kata Menteri Tjahjo.

" Sudah yah," kata Menteri Tjahjo. Pintu mobil pun di tutup ajudan. Lewat jendela mobil Menteri Tjahjo melambaikan tangan. Mobil pun perlahan meninggalkan halaman gedung utama Kementerian Dalam Negeri. Kemudian mobil keluar gerbang dan melesat membelah jalan raya Jakarta.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun