" Terima kasih bang atas tanggapannya. Selamat saya tak kena omel redaktur," jawab saya via pesan pendek.
" He.he.he. Sama-sama dinda. Selamat bekerja. Ini harus kembali lanjut bekerja," katanya via layanan pesan pendek telepon genggam.
Sebelum pulang, saya pamit padanya. Ternyata ia masih bekerja. Wah, benar-benar penuh dedikasi. Demi negara, mereka wakafkan waktu. Padahal, bila dia ingin, mungkin bisa saja dia langsung pulang. Tapi seperti kata dia, bila negara memanggil, pilihannya hanya dua, laksanakan dan amankan. Jangan mengeluh.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!