Mohon tunggu...
Kang Jenggot
Kang Jenggot Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan swasta

Hanya orang sangat biasa saja. Karyawan biasa, tinggal di Depok, Jawa Barat

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Cerita Mendagri 'Mengirit' Gaji Demi Bisa Mudik

1 September 2015   17:00 Diperbarui: 1 September 2015   17:00 664
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bagi Menteri Dalam Negeri, Tjahjo Kumolo naik kereta api bukan hal luar biasa. Sejak lama ia sudah sering 'numpak' kuda besi panjang yang dioperasikan PT Kereta Api Indonesia (KAI). Ia bahkan pada satu fase waktu, begitu memfavoritkan kereta sebagai moda transportasi andalannya kala harus pulang ke Semarang, melepas rindu ke keluarga tercinta.

Nah soal seringnya, naik kereta, Menteri Tjahjo punya kenangan tersendiri. Kata dia, kereta api punya jasa banyak bagi dirinya. Kereta adalah kendaraan andalannya ketika ia belum menjadi menteri.
Kenangan itu, ia kisahkan ketika hendak naik kereta Agro Anggrek yang akan membawanya dari Stasiun Cirebon ke Jakarta, setelah dia menghadiri sidang paripurna DPRD Kabupaten Kuningan, Jawa Barat.

Sambil berjalan gontai, ditemani kepala Stasiun Cirebon, dan beberapa staf yang mengiringinya, Menteri Tjahjo mulai bercerita. Dulu, semasa dia belum jadi menteri, dan masih jadi anggota DPR, kereta api adalah andalannya untuk mudik ke Semarang, melepas rindu kepada istri dan anak-anaknya.

Saya yang kebetulan ikut untuk meliput kegiatannya selama di Kuningan, ikut pula menyimaknya. " Istri saya kan tinggal di Semarang," katanya.

Maka, setiap Jumat naik kereta dari Jakarta ke Semarang, menjadi menu rutinnya. Dan, pada hari Minggunya, dari Semarang ia balik ke Jakarta. " Setiap Jumat atau Sabtu saya naik kereta dari Jakarta ke Semarang," katanya.

Dulu, katanya, layanan kereta tak seperti sekarang. Pun fasilitas serta kondisi tiap stasiun tak seperti saat ini. Sekarang banyak kemajuan. Di stasiun Cirebon, dulu pernah terendam banjir. " Sekarang masih banjir enggak di sini?" tanyanya kepada petugas stasiun yang ikut menemaninya menuju kereta.

" Sudah tak banjir lagi pak," jawab si petugas stasiun.

Tapi lanjut si petugas stasiun, jika banjirnya ekstrem, stasiun Cirebon juga masih suka banjir. " Ya memang, yang masih banjir stasiun Semarang, tapi sekarang sudah di tinggikan," kata dia.

Saya pun ikut nimbrung ngobrol. " Kok seringnya naik kereta pak? Kenapa enggak naik pesawat?"tanya saya.

Tiba-tiba Menteri Tjahjo mendekat ke saya. Lalu dengan setengah berbisik dia berkata," Dulu gaji anggota DPR, tak sebesar sekarang. Jadi mending naik kereta, biar ngirit, he.he.he," ujarnya.

Oh ternyata, Menteri Tjahjo suka naik kereta, bahkan menjadikan moda transportasi 'besutan' PT KAI itu sebagai angkutan favoritnya, sebagai bentuk pengiritan. Karena gaji tak besar, ia pun harus ngirit, yang penting bisa pulang ke Semarang, menemui dan melepas kangen kepada istri dan anak-anaknya.

Tiba-tiba, Mas Adi, salah seorang staf pribadinya menghampiri. "Pak, gerbongnya diujung," katanya.

Menteri Tjahjo pun mempercepat langkahnya menuju gerbong kereta Agro Anggrek yang akan membawanya ke Jakarta. Obrolan pun terputus. Sepanjang jalan menuju gerbong kereta, para penumpang Agro Anggrek yang kebetulan turun di stasiun Cirebon, kaget begitu berpapasan dengan Mendagri. Ada yang langsung mengambil handphonenya untuk memotret. Tapi ada juga yang kaget, seperti tak menyangka bisa berpapasan langsung dengan orang yang mungkin hanya ia lihat di televisi.

Menteri Tjahjo pun naik ke dalam gerbong, setelah menyalami semua orang yang mengantarnya. Saya sendiri pulang ke Jakarta naik mobil, bersama Pak Acho Maddaremmeng, pejabat Pusat Penerangan Kementerian Dalam Negeri yang juga ikut menyertai kunjungan Menteri Tjahjo ke Kabupaten Kuningan.

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun