" Iya pak, itu Mendagri, Tjahjo Kumolo namanya" jawab saya.
Ia pun tampak memperhatikan Menteri Tjahjo, lalu terdengar bergumam. " Pantesan, soalnya saya ingat-ingat, kayaknya itu sering saya lihat di televisi," katanya.
Saya diam saja. Kemudian terdengar lagi, bapak tukang parkir berkata. " Kok mau ya makan di sini? Ini kan tempatnya sempit. Kok tak di restoran mas?"
Saya tersenyum simpul mendengarnya. " Bapak tanya saja ke Pak Menteri," kata saya.
" Ah, masa tanya menteri" ujarnya sambil tertawa.
Ingatan saya pun langsung melayang ke acara makan sebelumnya. Sebelum saya ikut Sidak Mendagri, saya sempat datang ke tempat makan lain dengan maksud mengambil kartu tanda masuk acara. Nah, panitia Hari Pers Nasional, ketika itu ngajak makan siang, sembari membagikan kartu pengenal. Tempat makan yang dipilih panitia hari pers, kontras dengan tempat makan yang dipilih Mendagri.
Tempat makan panitia hari pers, benar-benar sebuah restoran. Bangunannya besar. Ruangannya lapang. Berpendingin udara. Serta tempat parkirnya luas. Tapi menurut staf Humas Kemendagri, bosnya itu memang cuek kalau soal pilih tempat makan. Bahkan pernah saat berkunjung ke Surabaya, bosnya itu tiba-tiba berhenti di sebuah warung baso pinggir jalan. Warung baso itu, bukan warung baso besar seperti restoran tapi warung baso biasa. Jadilah, bosnya itu menyantap baso desak-desakan dengan pembeli lain.
Ya mungkin tak hanya Mendagri yang cuek soal tempat bersantap. Karena kabarnya Presiden Jokowi juga sama cueknya kalau memilih tempat makan. Tapi karena saya bukan wartawan Istana, saya belum menyaksikan cueknya Pak Jokowi dalam soal memilih tempat makan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H