Mohon tunggu...
Kang Jenggot
Kang Jenggot Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan swasta

Hanya orang sangat biasa saja. Karyawan biasa, tinggal di Depok, Jawa Barat

Selanjutnya

Tutup

Politik

Kisah Anas yang Makin Memanas

7 Januari 2014   23:56 Diperbarui: 24 Juni 2015   03:02 78
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Anas Urbaningrum mangkir dari panggilan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Ketua KPK, Abraham Samad berang dan menyatakan, bila Anas tetap mangkir, penyidik komisi bakal panggil paksa. Lalu dilengkapi oleh pernyataan juru bicara KPK, Johan Budi, Jumat nanti, Anas kembali diperiksa. Bila mangkir juga, terpaksa mantan orang nomor satu di Partai Demokrat itu akan dipanggil paksa.


Sebelumnya, juru bicara Perhimpunan Pergerakan Indonesia (PPI), Makmun Murod, melemparkan kabar panas, Wakil Ketua KPK, Bambang Widjadjanto bertandang ke Cikeas. Kata Makmun, ia mendapat informasi, sehari sebelum Anas akan diperiksa, Bambang ditemani Wakil Menteri Hukum dan HAM, Denny Indrayana, datang ke Cikeas, tepatnya ke kediaman Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang Ketua Umum Partai Demokrat.


Tak pelak, kabar yang dilontarkan Makmun, menjadi bola panas. Bambang sendiri, seperti dimuat media-media online, membantah telah bertandang ke Cikeas. Denny sang wakil menteri pun ikut membantah. Kisah Anas pun menjadi kian panas.


Publik pun disodorkan sebuah kisah pecahnya dua kawan sekondan, Anas dan SBY. Anas yang dulu oleh pengamat, ibarat 'anak emas' SBY, kini telah menjadi seteru. Adalah kasus Hambalang, yang menghulubalangkan kongsi Anas dan Cikeas.


Anas pun, usai lengser dari kursi ketua umum Demokrat, rajin 'menyerang' partai yang pernah dipimpinnya. Terutama menohok pucuk partai, yakni SBY. Dalam soal elpiji misalnya, Anas menyindir kisruh kenaikan harga gas itu, tak lebih sebagai politik pencitraan Demokrat menjelang pemilu. Kesimpulan Anas, harga naik, setelah itu diturunkan, adalah lagu lama untuk mendongkrak elektabilitas.


Sampai dimana ujung dari kisah panas Anas? Baiknya kita tunggu sampai Jumat nanti. Apakah itu akan jadi Jumat 'keramat' bagi Anas? Lalu, apa lagi 'amunisi' yang bakal dimuntahkan mantan Ketua Umum PB HMI itu? Terus terang saya penasaran...

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun