Mohon tunggu...
Kang Jenggot
Kang Jenggot Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan swasta

Hanya orang sangat biasa saja. Karyawan biasa, tinggal di Depok, Jawa Barat

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Siapa Bilang Mendagri Tak Pernah Tertipu

31 Juli 2012   06:38 Diperbarui: 25 Juni 2015   02:25 1148
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_203801" align="aligncenter" width="620" caption="Menteri Dalam Negeri, Gamawan Fauzi/Admin (KOMPAS/Riza Fathoni)"][/caption] Menodong Menteri Dalam Negeri, Gamawan Fauzi, untuk dimintai tanggapannya, saat dia hendak keluar kantornya, adalah kebiasaan rutin dari para kuli tinta yang ngepos liputan di kementerian itu. Dan, mantan Gubernur Sumatera Barat pun, selalu menyempatkan waktu menjawab rentetan pertanyaan dari para pencari berita. Terkadang, di setiap sesi wawancara dadakan tepat di pintu keluar lobi utama kantor Kementerian Dalam Negeri, Gamawan suka mengeluarkan kisah-kisahnya selama ia menjadi pejabat. Kisah yang di tuturkannya, kadang kala tak terkait erat dengan kebijakanya sebagai pejabat. Seperti pekan kemarin, para wartawan berhasil mencegat orang nomor satu di Kementerian Dalam Negeri itu, ketika dia hendak keluar kantor. Gamawan pun dengan telaten menjawab setiap pertanyaan para wartawan yang banyak bertanya tentang perkembangan RUU Pilkada dan Ormas. Bahkan saking asyiknya diwawancarai, Gamawan sampai meminta pindah tempat, tak di wawancarai depan pintu lobi. " Pindah tempat ya, biar enak ngobrolnya," kata dia sambil beranjak ke pojokan lobi. Wawancara pun berpindah posisi. Dan, di sela wawancara, ia tiba-tiba mengatakan, pernah tertipu seseorang. Tentu saja, pengakuan Gamawan, terasa menarik, ada pejabat yang pernah tertipu. Kata dia, dulu waktu ia masih menjadi Gubernur Sumatera Barat, pernah di tawarin tanah oleh seorang tokoh disana. Tokoh itu, bisa dikatakan pemuka agama. Sayang ia enggan menyebut nama si tokoh yang menawarinya sebidang tanah seluas 20 hektar. " Saya di tawari tanah ketika itu di daerah Pasaman. Saat itu saya gubernur, dan yang menawari dia adalah tokoh," kata dia. Ia pun langsung tertarik dengan tawaran tanah itu. Apalagi dia memang punya niat untuk berkebun kalau pensiun. Si tokoh yang menawari tanah itu pun meminta uang muka terlebih dahulu sebagai tanda jadi akan beli tanah. " Kata dia, pak ini untuk pensiun bagus. Ada tanah murah, 20 hektar. Satu hektarnya 10 juta. Saya tawar 5 juta. Dia minta DP 40 juta, saya kasihlah dia,"ujar Gamawan. Ia pun sudah membayang, niatnya berkebun bakal kesampaian. Tapi ditunggu-tunggu, si tokoh yang menawari tanah itu, setelah mengantongi uang muka 40 juta, raib tak lagi kelihatan batang hidungnya. Ia coba kontak, tetap tak ada kabarnya. "Enggak balik-balik dia, setelah menerima uang 40 juta itu. Tak datang-datang, di hubungi banyak alasannya," katanya. Ia pun akhirnya, sadar telah dikadalin. Saat ditanya wartawan, kenapa tak menuntut ke jalur hukum, Gamawan menjawab," Ya sudahlah duit enggak kembali anggaplah sedekahlah," katanya sambil tertawa. Tiba-tiba Juru Bicara Kementerian Dalam Negeri, Reydonnyzar Moenek, menimpalinya. " Wah satu nasib pak, saya juga pernah tertipu orang yang ngaku-ngaku dari Setneg,"katanya. Seperti diketahui, Reydonnyzar, pernah kesandung kisah rilis pers palsu tentang polemik Pilkada Kotawaringin Barat yang berkepanjangan kala itu. Reydonnyzar pun sedikit bercerita tentang kisah rilis pers palsu itu. Saat itu, datang orang mengaku dari Setneg dan staf khusus dari Wakil Presiden. Staf khusus gadungan itu pun diterimanya di ruangan. Tiba-tiba setelah berkunjung, si staf khusus memberikan rilis pers pada beberapa wartawan, yang isinya seolah-olah pernyataan dari juru bicara Kementerian Dalam Negeri. Dalam rilis pers itu, Reydonnyzar seolah-olah mengatakan mendukung pasangan Sugianto-Eko Sumarno yang kemenangannya di batalkan Mahkamah Konstitusi. Padahal, Kemendagri belum punya sikap apa-apa terkait Pilkada Kobar itu. Dan Reydonnyzar memang tak pernah mengatakan seperti yang tertulis di rilis pers palsu itu. Tapi kadung, beberapa media mengutipnya. "Ha.ha..ha.. Kita satu nasib berarti Pak Donni (panggilan akrab Reydonnyzar Moenek-red)," ujar Gamawan, setelah mendengar kisah dari anak buahnya itu. Jadi siapa bilang, Mendagri tak pernah tertipu. Buktinya, Gamawan Fauzi, kehilangan 40 juta. Tak hanya menterinya yang pernah dikadalin orang, jubirnya ternyata bernasib sama, dengan modus berbeda.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun