Mohon tunggu...
Kang Jenggot
Kang Jenggot Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan swasta

Hanya orang sangat biasa saja. Karyawan biasa, tinggal di Depok, Jawa Barat

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Mereka yang Hidup Di Zona Gempa

16 April 2012   10:32 Diperbarui: 25 Juni 2015   06:33 1012
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menurut catatan ahli 'lindu' seperti yang dikutip situs Wikipedia, wilayah Sumatera Barat memiliki siklus 200 tahunan gempa besar yang pada awal abad ke-21 telah memasuki masa berulangnya siklus. Selain kerusakan besar dan banyak menelan korban jiwa, gempa di Sumatera Barat juga menyisakan tragedi pilu, ambruknya sebuah hotel yakni hotel Ambacang. Saat gempa, hotel itu ambruk, padahal banyak penghuni hotel yang belum sempat keluar dari hotel. Alhasil, banyak korban yang tertimbun reruntuhan bangunan hotel.

Saat saya berkunjung kesana, suasana Kota Padang sendiri sudah pulih dari dampak gempa. Sisa kerusakan akibat gempa relatif sudah tak terlihat lagi. Namun memang ada beberapa gedung yang terkena dampak gempa dibiarkan apa adanya, seperti gedung milik PLN yang ada di Kota Padang. Gedung itu, dibiarkan apa adanya. Retakan besar yang menggurat dindingnya terlihat jelas. Lantai atas gedung ambruk, menimpa lantai bawahnya. Mungkin dibiarkan begitu, sebagai sebuah prasasti untuk mengingatkan pada peristiwa gempa dahsyat, September 2009.

Di Padang, saya juga sempat berbincang dengan seorang wartawan setempat, Hendra Makmur. Kata Hendra, kini di Kota Padang telah dibuat zonasi gempa. Zonasi itu untuk menandai daerah mana saja yang paling rawan terkena dampak gempa sampai yang relatif dianggap aman. Zonasi itu juga sebagai rujukan mana wilayah yang rawan terkena tsunami dan mana yang aman. Sehingga, jika terjadi tsunami, warga bisa tahu kemana harus mencari daerah yang aman dari terjangan gelombang laut akibat gempa.

" Zona merah ya yang paling rawan, kalau tsunami pasti tersapu. Zona kuning juga zona rawan, dan zona hijau, adalah daerah aman untuk evakuasi kalau tsunami datang," katanya.

Kota Padang sendiri, memang dekat dengan laut. Karena langsung berbatasan dengan Pantai Padang. Bahkan pusat kota pun cukup dekat dengan bibir pantai. Maka, bila tsunami menerjang bisa jadi kota akan luluh lantak, seperti yang terjadi di Aceh pada 2004.

Juru bicara Kementerian Dalam Negeri, Reydonnyzar Moenek yang juga asal Padang, mempunyai kisah lain. Kata dia, keluarganya punya sebidang tanah dan rumah yang menghadap Ngarai Sianok di Bukit Tinggi. Belakang rumah lahannya cukup luas, dan dibuat kebun. Kini, tanah kebun itu sudah tak ada lagi, amblas karena gempa yang mengguncang September 2009.

Untung, tanah tempat rumah keluarganya tak ikut amblas. " Coba kalau ikut amblas," kata dia. Saat gempa ia ada di Jakarta, dan kerabatnya yang tinggal dirumah milik keluarganya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun