" Kementerian Menkominfo sebagai tulang punggung sistem komunikasi negara tak berperan maksimal," ujarnya.
Andi juga menilai, sistem komunikasi internal di Sekneg dan Menkominfo tidak reliable dan responsif terhadap situasi negara yang luas. Disamping itu sistem intelejen negara juga terlihat seperrti tak punya akses langsung ke Kepala Negara.
" Hal itu terlihat bahwa laporan-laporan bawahan presiden lebih bersifat seremonial dan hanya menceritakan yang baik-baik saja," katanya.
Pada akhirnya, presiden pun lebih mengandalkan dan bereaksi terhadap media massa,ketimbang berita- berita A1 dari sistemnya sendiri. Mungkin juga hal itu disebabkan, karena sistemnya sendiri tak jalan.
" Untuk itu, perlu pembenahan maksimal sistem infokom kepresidenan secara total dengan target presiden harus bisa mendapatkan berita paling cepat, akurat, reliable dari sumber dan data yang menyakinkan," ujar Andi.
Bawahan-bawahan Presiden dan Presiden juga, kata Andi, harus terbiasa dan terbuka dengan laporan-laporan yang pahit dan tak selalu manis. Itu penting agar lebih waspada dan bisa merespon perubahan dan persitiwa deng cepat dan anitisipatif.
" Sehingga tak reaksioner seperti terlihat saat ini," cetus Andi.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI