Sekitar pukul 20:18 Wib, Sutopo menginformasikan lagi, bahwa peringatan dini tsunami yang disebabkan oleh gempa berkekuatan 8,1 skala richter yang terjadi pada pukul 17:43 Wib, dinyatakan telah berakhir. Peringatan tsunami diakhiri pukul 19:45 Wib.
Malam itu juga, BNPB, menggelar jumpa pers tentang gempa di Aceh. Yang memandu jumpa pers, adalah Sutopo Purwo Nugroho, Kepala Humas BNPB, sebab Ketua BNPB sendiri, Syamsul Ma'arif, telah berangkat ke Aceh. Dua tim satuan unit reaksi cepat sudah dikirim ke Aceh dan Bengkulu.
Dalam jumpa pers itu, Sutopo mengungkapkan, bahwa tercatat 14 kali guncangan gempa, sejak gempa pertama mulai dirasakan sekitar pukul 15:00 Wib. Dari 14 guncangan gema di wilayah Aceh dan sekitarnya, dua diantaranya memang berpotensi tsunami.
Dan memang, kata Sutopo terjadi tsunami, namun dengan skala kecil, terjadi si pesisir pantai Sumatera bagian selatan.
Sutopo juga menguraikan perbedaan tentang data pasang surut antara yang dilansir BMKG dengan Bakorsurtanal. Bakorsurtanal, melansir bahwa terjadi kenaikan tsunami di Nias Utara, tepatnya di Lahewa dengan ketinggian 1 meter dan di Meulaboh, ketinggian 1,02 meter. Sementara BMKG, mencatat dan mendeteksi tsunami di Sabang dengan ketinggian 0,06 meter dan di Meulaboh ketinggian 0,8 meter.
BNPB sendiri berhasil mencatat 9 guncangan gempa dari 14 gempa yang terjadi 11 April 2012, kata Sutopo.
Sutopo juga menginformasikan, berdasarkan laporan dari beberapa daerah yang sampaikan ke Posko BNPB, di beberapa daerah yang diguncang gempa tidak terjadi tsunami. Meskipun gempa yang terjadi guncangannya cukup besar.
" Tapi tsunami yang ditimbulkan tidak besar. Hal ini berdasarkan analisis beberapa pakar gempa dari ITB dan AIFDR yang disampaikan kepada BNPB," kata dia.
Dari hasil analisis pakar, dinyatakan gempa disebabkan mekanisme gempa yang bersumber dari sesar geser. Bukan sesar naik atau bukan mega trust. Sehingga potensi tsunami tidak terlalu besar. Lokasinya sendiri di bagian luar dari daerah pertemuan lempeng (outer rise earthquake).
" Kejadian gempa 8,5 SR yang diikuti dengan gempa 8,8 SR, dua jam kemudian terjadi di bagian lempeng Indo Australia. Makin menjauhnya gempa ke barat maka potensi tsunami juga berkurang, " urainya.
Menurut Sutopo, sistem peringatan dini tsunami telah berjalan dengan baik. Demikian juga kesiapan masyarakat yang langsung merespon untuk segera mengevakuasi diri ke tempat-tempat tinggi. Pengumuman evakuasi dilakukan dari berbagai media seperti masjid dan gereja.