[caption id="attachment_142194" align="aligncenter" width="500" caption="Ilustrasi/Admin (Shutterstock)"][/caption] Senin, 17 Oktober 2011, menjadi hari yang lumayan agak menjengkelkan. Ceritanya begini. Saya hari itu, ditugaskan kantor meliput ke Pulau Lombok. Ke sana saya, rencananya naik pesawat Lion Air, sebuah perusahaan maskapai penerbangan nasional. Di jadwal yang tertera di tiket, pesawat mestinya berangkat pukul 14.15 Wib. Tapi, ternyata sial, pesawat delay sampai 45 menit. Lumayan menunggu cukup lama. Akhirnya pemberitahuan keberangkatan pun tiba. Saya pun segera melenggang ke pesawat yang hendak membawa ke Lombok. Masuk ke pesawat, lalu segera menaruh tas di bagasi, dan duduk dikursi sesuai nomor seat yang tertera di tiket. Tapi pesawat ternyata tak kunjung berangkat. Namun yang bikin menjengkelkan adalah pendingin yang tak jalan. Keringat pun bercucuran. Untung ada brosur berisi tata cara penyelamatan di pesawat saat terjadi keadaan darurat yang di selipkan disetiap punggung kursi penumpang. Brosur pun beralih fungsi menjadi kipas pengusir panas. Ternyata tak hanya saya yang berpeluh didalam pesawat. Penumpang yang lain pun sama saja kegerahan dengan hawa di dalam pesawat. Bahkan nyaris semua penumpang, melakukan aksi kipas menggunakan brosur. Penumpang di sisi saya, sambil mengipas-ngipas tiba-tiba nyeletuk. " Ini pesawat terbang atau Mayasari Bakti sih," celetuknya. Mayasari Bakti yang dimaksudkannya adalah nama bis yang beredar di ibukota. Bis ekonomi Mayasari Bakti, memang kalau sedang 'ngetem' menunggu penumpang, gerahnya minta ampun. Agak mirip-mirip yang saya rasakan di dalam pesawat yang akan mengantar saya ke Lombok. Pantas penumpang samping saya, nyeletuk membandingkan pesawat dengan Mayasari Bakti, karena memang gerahnya mendekati setara. Saat pesawat mulai jalan, terdengar permohonan maaf dari pramugari, tentang pendingin yang mati. Kata dia, pendingin belum berjalan maksimal, karena energi mesin sedang dipusatkan untuk menjalankan pesawat. Berulangkali, permohonan maaf itu diucapkan. Beberapa penumpang menggerutu. Tapi mau apalagi, mau protes juga sepertinya percuma. Tapi, saya tersenyum simpul mendengar celetukan penumpang di pinggir saya. " Ini pesawat terbang atau Mayasari Bakti sih,"
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H